(IUxChangmin) Wedding

597 56 4
                                    

Kaki itu melangkah pelan, seirama dengan langkah pria paruh baya yang kini memegang tangannya lembut. Senyum lembut terukir manis di bibirnya, menatap malu-malu kearah pria tampan yang berdiri tegap di altar.

"Kami akan menikah."

Ingatannya kembali pada kejadian 2 bulan lalu.

Wajah itu menampakkan rasa terkejut, sebelum senyum tulus tersemat di bibir itu. Ekspresinya memancarkan kebahagiaan ketika ia berucap. "Jinja? Wuah chukae Jieun-ah."

Sebuah pelukan diberikannya, entah apakah ia mengetahuinya, namun sang gadis kini begitu terkejut akan pelukan itu. Namun, ia merasa sedikit sakit dalam hatinya yang kini berdebar tak karuan menerima perlakuan oleh pria di depannya.

Langkah mereka terhenti. Mata itu menatap sang ayah yang kini mengangkat tangannya, memindah kuasa genggaman itu pada pria tampan di hadapan mereka.

"Jagalah putriku baik-baik. Aku mempercayakan dia padamu." Tersenyum lembut, pria itu menarik pelan lengan calon pengantinnya menuju kedepan altar.

"Lee Jieun, bersediakan engkau menjadi pendamping hidupku?" Suara itu begitu lantang, menarik perhatian setiap mata yang berada di sekitar mereka. Menatap penuh minat kearah pasangan mudi itu.

"Tapi bagaimana..."

"Aku baik-baik saja selama engkau bersedia berada di sampingku, menemaniku, hingga akhir hayatku. Jadi... maukah kau menikah denganku?" Orang-orang itu menatap iri, juga haru. Seruan kalimat pendukung terlontar dari sekitar, menyentakkan gadis cantik yang tengah berada dalam lamunannya.

Mata bening itu balas menatap pria yang berlutut padanya. Mengangguk pelan, cairan bening itu merebak keluar begitu saja ketika lengan besar itu memeluk tubuhnya begitu erat.

Cup

Bibir tebal milik pria itu menyentuh keningnya. Saling tersenyum, menatap, berbagi emosi yang dirasakan.

Mereka berbalik, menatap pada tamu yang hadir.

"Oppa, johaeyo." Suara itu sangat pelan, entah apakah sang lawan bicara akan mendengarnya atau tidak. Namun gadis itu, jari-jarinya bertaut, kepalanya tertunduk tanpa berani melihat mata hitam yang tengah menatapnya tajam, gerakan yang sirat akan kegugupan.

"Arra." Kepala itu mendongkak cepat, menatap pria yang ada di depannya dengan mata berkaca-kaca. Gugup, takut, juga bingung. Berbagai perasaan itu dirasakannya.

"Miyan... aku sudah mencintai orang lain." Seketika hatinya mencelos. Pundaknya merosot lemah seiring akan rasa sesak yang menghimpit di dadanya. Perasaan yang begitu mengguncangnya. Sakit. Selayak seaeorang seolah mencoba mencabik hatinya, rasa itu begitu memerihkan.

"Chukae Jieun-ah, Changmin-ah!" Teriakan itu begitu keras, mengalahkan suara tepukan dari para tamu. Menarik pandangan kedua pasangan pengantin itu kearahnya.

"Ya Kim Myungsoo." Sebuah jitakan disertai omelan terlontar dari seorang gadis yang berada di sebelah Myungsoo, pria yang berteriak tadi.

"Aish." Sebuah desisan diterima sang gadis, Suzy. Gadis itu terbelalak dan ekspresinya cemberut sesaat setelah menerima balasan yang ketus tersebut.

Sang kekasih, Myungsoo segera mengambil tindakan cepat. Mencubit pipi Suzy dan mengecup hidungnya tanpa seizinnya. Mata sipit gadis itu terbelalak, tangannya memegang hidung miliknya. Godaan itu terlontar dari sang kekasih dan terbalaskan dengan pukulan bertubi-tubi yang dilayangkan Suzy.

'Kuharap kalian bahagia.' Batin Jieun. Ia tahu ini memang menyakitkan, melihat seseorang yang kau cintai kini telah bersanding dengan gadis lain. Namun ini jalan dipilihnya, ia tidak ingin egois dan tidak ingin menyia-yiakan seseorang yang begitu mencintainya. Pria ini begitu mencintainya, tak perduli apakah cinta itu terbalas atau tidak. Dia rela melakukan apapun untuknya, ia begitu tulus.

"Gomapta, Oppa." Bergumam, ia mengalihkan pandangannya dari pemandangan sunset yang tertampang di depannya, hanya demi mengangumi sebuah ketampanan dari pria yang resmi menjadi suaminya hari ini.

Pria di sampingnya menoleh, menatapnya dengan kening berkerut. "Untuk?"

"Segalanya. Aku sangat berterima kasih." Dan Jieun memeluknya erat, tersenyum ketika merasakan sepasang lengan yang mulai melingkari pinggangnya, membalas pelukannya.

Terima kasih, aku tahu aku bukanlah wanita baik dan aku tidak cukup pantas mendampingimu. Namun aku hanya dapat berjanji, akan bersamamu, merawat, dan mencintaimu. Meski aku tidak menepatinya sekarang, tapi kuharap kau bersedia menunggu saat itu. Gomapta, Shim Changmin. -Lee Jieun


-Fin.-

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang