Wisdom Tooth

429 41 0
                                    

A/N : Cast cowonya disini hny disebutkan dgn nama panggilan pendek, Hyun. Jd kalian bisa bebas ngebayangin artis yg namanya ada Hyun-nya.

.

This is a story... About first love story of a teenager

.

Brak

"Eunnie-ah!" Langkahku semakin kupercepat, terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan eomma.

"Eunnie-ah!" Kakiku sudah berada tepat di anak tangga paling atas ketika panggilan eomma terdengar kembali bersamaan suara langkah eomma yang semakin mendekat. Eomma mengikuti.

Brak

Kututup pintu kamar dengan keras berusaha melampiaskan segala emosi yang menyeruak di hatiku. Membuang asal tasku di atas lantai seraya diriku melangkah cepat menuju ranjangku. Kuhempaskan tubuhku keranjang dengan gerakan sedikit teburu, meraih bantal dan menyembunyikan wajahku disana.

Tok Tok

"Eunnie-ah!" Suara lembut tersirat rasa cemas milik eomma terdengar dari balik pintu.

"Gwaencana chagi? Apakah ada sesuatu masalah?" Aku terdiam tidak menjawab. Kucengkram erat bantal yang berada di bawahku ini.

"Nappeun!!" Bergumam pelan, dan meraih cepat ponsel milikku yang berada di saku jas sekolahku.

Kosong. Tak ada pesan maupun panggilan masuk.

Benar-benar jahat. Pria itu sangatlah jahat. Bahkan dia tega mempermainkanku?! Padahalkan aku benar-benar menyukainya. Mengapa? Mengapa ia setega itu?

Bibirku mengerucut maju bersamaan akan tangisanku yang meluncur bebas dari mulutku.

"KYAAA EOMMA!!" Aku menyembunyikan wajahku di balik bantal.

"Eunnie-ah!" Kini suara appaku terdengar bersamaan dengan ketukan pintu yang semakin keras.

"Eunnie-ah, apakah kau sedang marah dengan Hyun oppamu?" Suara lembut eomma mengiringi tangisku yang semakin meledak tatkala otakku kembali mengingat pria itu.

"Ya apa maksudmu Hyun oppa? Siapa dia? Apakah dia kekasih Jieun? Mengapa kau mengizinkan anakmu itu berpacaran? Dia masih kecil." Suara appa yang tengah berteriak marah terdengar sangat jelas ditelingaku.

"Yeobo-ya, memangnya kau tidak mau Eunnie bahagia? Biarkanlah dia bebas berpacaran, selama hubungan mereka masih kita pantau setidaknya itu tidak akan menyebabkan masalah bukan?" Pembelaan eomma terdengar setelah appa memarahi eomma .

"Baik apanya? Buktinya sekarang ia sedang menangis. Kau tahu dia bahkan tidak pernah berpacaran sebelumnya tapi kau mengizinkan dengan bebas memilih siapapun orang yang akan menjadi pacarnya?"

Tangisku mereda, telingaku mencoba mendengar lebih lanjut perdebatan eomma dan appa.Mengapa appa tahu jika sebelumnya aku tidak pernah pacaran? Apa jangan-jangan eomma menceritakan hal ini pada appa?!

"Aku tidak tahu akan jadi begini jadinya. Mengapa juga kau menyalahkanku? Aku bahkan tidak tahu menahu tentang yang terjadi sebenarnya."

"APPA!! JANGAN MARAHI EOMMA! YANG SALAH ITU NAMJA ITU BUKAN EOMMA!!" Aku berteriak keras, telingaku sudah panas mendengar appa yang meributkan soal eomma yang membiarkanku berpacaran. Aku sudah besar, sampai kapan appa akan berhenti menganggapku anak kecil?

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang