(IUxSoohyun) Unhealed Wound

172 18 11
                                    

Kesibukkan tampak di flat kecil yang kini ditinggali seorang wanita dan anak laki-laki yang masih terlelap di atas kasur. Barang berharga yang telah tersimpan rapi di dalam kardus terlihat mengisi lantai.

Untuk kesekian kalinya Jieun melirik jam dan matanya terbelalak kala waktu telah menunjukkan pukul 00.26 AM. Napasnya memburu seiring detak jantungnya yang meliar mengiringi pergerakan yang semakin cepat. Lantas dia meraih ponselnya, membaca sebuah pesan yang baru masuk dan kemudian beranjak menggendong anak laki-laki yang masih terlelap itu dalam rengkuhannya untuk dibawanya keluar.

"Kita mau kemana Eomma?" dalam kantuknya, anak laki-laki itu bertanya.

"Stt tidurlah nak. Kita akan pindah lagi." ujar Jieun seraya mengelus belakang kepala hingga punggung kecil itu, membawa ketenangan pada anak laki-lakinya. Matanya tetap menatap awas pada sekitar kala dia menginjakkan kaki keluar dari flatnya. Langkahnya terlihat begitu hati-hati menapaki setiap anak tangga menurun membawa balita yang telah kembali terlelap di rengkuhannya.

Mobil hitam yang familiar terparkir di sisi jalan. Pria muda dalam balutan jaket tebal keluar dan menghampiri Jieun untuk mengambil alih bocah dalam rengkuhan sang Ibu.

"Aku akan mengambil barang-barangku dulu." ucap Jieun sebelum dia berbalik dan melesat pergi menuju flat kecilnya kembali untuk membawa beberapa barang berharga miliknya.

Untuk pertama, Jieun membawa dua tas tangan berukuran besar ke dalam bagasi mobil dengan temannya yang ikut membantu. Setelahnya, Jieun mengecek buah hatinya yang tampak terlelap nyenyak di kursi sebelum dirinya kembali bergegas pergi mengambil sisa barangnya di flatnya.

"Dia sudah menemukanmu?"

Jieun yang baru saja berbalik dengan membawa kardus di tangannya, berjengkit sesaat pertanyaan itu terlontar tiba-tiba oleh sang adik yang telah berdiri di depannya.

"Jangan mengejutkanku, Jonghoon." ucap Jieun dengan hela napas kasar dan dia kembali melangkah keluar membawa kardus itu bersama Jonghoon yang turut mengekornya dan membawa sisa dua kardus miliknya.

"Kau terlalu tegang, Noona." balas Jonghoon menyahuti.

"Tentunya. Kau tahu betapa aku tidak menginginkan pertemuan dengannya." jawab Jieun tanpa ragu. Dia dan Jonghoon meletakkan kardus itu ke dalam bagasi mobil, bersisian dengan tas tangan yang ditaruhnya sebelumnya.

Bagasi mobil telah tertutup, keduanya melesat masuk ke dalam mobil dan memasang seatbelt masing-masing. Jieun melirik kembali pada kursi baris kedua yang ditempati putranya, Seungchan kini telah kosong.

"Lee Jonghoon! Dimana Seungchan?" pekik Jieun dan dia langsung berbalik, melonggok panik melihat kursi baris dua yang benar-benar kosong. Jonghoon yang ada di balik kemudi dan baru menyadari hilangnya Seungchan ikut panik.

Matanya berpendar menelisik jalan sebelum sebuah mobil disadarinya telah berjalan tidak terlalu jauh dari tempatnya parkir. Tanpa kata, dia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Lee Jonghoon, apa yang kau lakukan? Seungchan hilang!" teriak Jieun marah.

"Mobil hitam. Arah jam 1." ucap Jonghoon cepat sembari dirinya memfokuskan diri untuk mengendalikan mobilnya dalam kecepatan di atas rata-rata.

Jieun menoleh mengikuti arahan Jonghoon dan sesaat matanya menangkap mobil hitam yang berplatkan akhir KSH, dia membeku di tempatnya.

"I-itu Soohyun..." bisik Jieun gemetar. Tubuhnya seketika terasa dingin dan jantungnya bertalu-talu dalam dadanya. Perutnya bergejolak hendak membuang isi perutnya yang bahkan tidak diisinya dengan apapun lantaran rasa cemas menggerogotinya sejak siang tadi dia menyadari anak buah Soohyun menangkap keberadaannya.

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang