(IUxBaekhyun) Love That Expression

707 92 2
                                    

Wajah cantik itu terus menerus menggumamkan berbagai rutukkan keras kala menit telah berganti menjadi jam. Lehernya telah lelah karena terlalu lama menoleh pada tangga yang menghubungkan langsung dengan lantai bawah.

Apakah ini sebanding dengan penantiannya? Dan menurut Jieun iya, karena seseorang yang kini ditunggunya adalah seseorang yang penting. Tapi tidakkah ini terlalu lama? Ini bahkan sudah telat 1 jam lewat 12 menit dari janji yang dibuat! Tidakkah ia pantas marah karena hal ini? Tentu bukan? Tentunya, karena ini sudah keterlaluan!

"Chagiya..." Dan Jieun tidak terperanjat terkejut karena dirinya benar-benar sudah diambang batas kesabarannya melainkan hanya dapat memutar bola matanya malas ketika wajah familiar kekasihnya tiba-tiba saja muncul di sampingnya, berseru di depan telinganya.

Sang kekasih, Baekhyun, ia terlihat menyengir kuda seraya setelah ia berhasil mengambil tempat pada kursi kosong yang ada di hadapan Jieun.

"Kau sudah sangat terlambat tuan Byun. Ini sudah lewat..." Kalimat Jieun tergantung diudara ketika dirinya mencium aroma sesuatu, tepatnya pada tubuh Baekhyun. Sedikit memajukan tubuhnya demi menghirup aroma familiar pada baju Baekhyun. Dan tentu hal itu cukup membuat Baekhyun, kekasih Jieun mengernyit bingung.

"Kau minum lagi dengan teman-temanmu?" Jieun melayangkan sebuah tatapan tajam kearah Baekhyun sementara dirinya kembali menarik tubuhnya menjauh dari Baekhyun.

Sementara Baekhyun, ia hanya menyengir lebar. "Yah...tadi... sedikit." Mencoba berbicara hati-hati, takut-takut sebuah omelan tanpa akhir kembali diucapkan Jieun, ia melihat Jieun.

"Ya tuhan Baekhyun! Bukankah sudah kuingatkan kau tidak minum hari ini? Kemarin kau sudah minum banyak dengan Chanyeol, jika kau masih tetap keras kepala nanti..."

'Sudah kuduga' Batin Baekhyun. Yup, ia sudah dapat menebak, sekali ia mencoba berterus terang pasti Jieun akan menceramahinya panjang lebar seputar kesehatannya, padahal ketika ia tengah menghadiri suatu pesta, paling-paling dia hanya menghabiskan 2 gelas saja sebagai pencicipan, salahkah? Apa itu berlebihan?

Sebagai contoh hari ini, dia datang dengan baju yang beraroma alkohol. Ugh, dia menyesali karena dia telah tergoda oleh ajakan Chanyeol untuk menikmati minuman gratis yang telah disediakan di pesta itu. Dan parahnya lagi, ia melupakan jika ia harus bertemu dengan Jieun pukul 8 malam. Bodohnya dia! Tentu Jieun yang sangat sensitif terhadap suatu hal yang bersangkutan dengan dirinya, terhitung kesehatannya, Jieun tidak akan segan menceramahi bagai seorang ibu kedua bagi Baekhyun.

"Ya ya ya, nanti aku sakit bukan? Oh ayolah, aku hanya minum 2 gelas saja, tidak lebih. Dan buktinya aku baik-baik saja sekarang." Ujar Baekhyun dengan santai, sekalipun ia mengerti barusan ia memotong ucapan Jieun.

"Tidak tuan Byun, kau memang merasa baik-baik saja tapi tidak dengan organ yang ada dalam tubuhmu. Mereka..."

"Yah aku tahu. Mereka akan rusak jika aku tidak menjaga kadar alkohol yang kuminum dan itu akan berakibat fatal terhadap kesehatanku. Benar begitu, Lee saem?" Jieun menggertak giginya kesal, apa menurut Baekhyun dia sedang bermain-main? Tidakkah pria ini mengerti akan rasa khawatir yang dirasakannya sekarang?

"Kau memang benar Baek, tapi aku mengkhawatirkanmu. Kau pasti minum dalam keadaan perut kosong bukan? Kau selalu menolak makan ketika kau sedang minum alkohol." Jieun merendahkan suaranya, mencoba bersabar, menahan kekesalan dan ketidaksabarannya dalam menghadapi sikap acuh Baekhyun.

"Tidak juga, kami disediakan seperti buah-buahan dan kacang-kacangan." Dan lagi, Baekhyun hanya tersenyum ketika ia telah menyelesaikan ucapannya atay mungkin lebih tepatnya ucapan penyangkalan terhadap tuduhan Jieun.

Hanya melihat wajah imut di depannya yang kini berubah masam yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Entah kenapa ia sangat suka melihat wajah itu, baik ketika wajah itu dalam keadaan buruk, seperti sekarang, gadis itu terlihat sudah sangat kesal tapi ia tampaknya berusaha bersabar, wajah itu bahkan terlihat lucu di matanya.

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang