(IUxJongsuk) Always Be With Me

236 25 4
                                    

Spesial Edition of IU's 31th or 30th (?) Birthday

.
.
.

Happy belated birthday for IU eonni. Tidak banyak harapan selain bahagia dan sehat selalu 😊💜
Happy reading and hope yall enjoy uaena!

.
.
.

"Terus bersamaku. Kita habiskan waktu bersama, saling mengasihi, saling menyayangi. Berbagi suka dan duka hingga kau siap membangun rumah kecil bersamaku."

.
.
.

"Mari kita bertemu besok siang."

"Ok."

Ialah penggalan percakapan yang dibagi malam lalu saat kesepakatan untuk menghabiskan waktu bersama itu diputuskan dan menjadi alasan atas kacaunya ruang dapur milik Jongsuk.

Bunyi oven menjeda aktifitasnya. Matanya melirik sekilas pada jam yang menunjukkan pukul 12 lewat. Ia lantas melepas segala kegiatan yang dilakukannya dan berjalan cepat menuju oven. Ia mengenakan sarung tangan, lalu mengeluarkan kue yang dipanggangnya itu untuk diletakkannya di atas meja dapur.

Tangan itu bekerja cepat, menghiaskan kue buatannya sedemikian rupa. Masakan terakhir sekaligus menjadi menu utama hari itu. Dia tidak boleh lagi mengacaukannya, ini sudah terlalu siang dan dia akan terlambat jika tidak menyelesaikan ini.

"Ah, hancur sudah..." ia mendesah pelan saat goresan tidak sengaja dibuatnya pada permukaan kue yang hampir selesai dibuatnya.

"Oh..atau begini...tidak terlalu buruk." bibirnya terus bergumam sementara tangannya tidak berhenti memperbaiki sedikit kekacauan pada kue buatannya itu.

Ting tong

Suara bel itu berbunyi. Dia melirik sekilas pada jam dinding yang menunjukkan pukul 12.54 PM. Ia mengambil ponselnya dan mengetik cepat pada pesan masuk yang baru dikirim oleh seseorang yang ada di balik pintunya itu dan kembali bekerja menyelesaikan sentuhan terakhir pada kue buatannya itu.

"Oppa, kau dimana?" teriakan itu didengarnya.

"Kemarilah. Aku sudah menyiapkan segalanya." sahutnya seraya membawa kue itu ke meja makan yang telah berisi berbagai hidangan yang disusunnya sedemikian rupa.

Jieun muncul dari balik sekat yang membatasi ruang makan dan ruang tengah. Wanita itu membuka mulutnya, "Apa yang-" namun kalimat itu tertahan saat pandangannya menaik melihat pada sosok kekasih yang kini menatap puas hasil kerja kerasnya sedari pagi.

"Oppa tidak melakukan ini saat ulang tahunku sebelumnya." komentar Jieun seraya melangkah mendekati meja makan.

Jongsuk dengan cepat menarik kursi untuk Jieun dan mempersilakan wanitanya untuk duduk. "Duduklah."

Setelahnya, ia mengambil tempat di seberang Jieun dan bergerak menyalakan api dan membakar lilin yang ada di atas kue sembari ia berkata, "Aku menambah kursus membuat kue untuk mempersiapkan untuk hari spesialmu ini."

"Nah sekarang kau bisa menutup matamu dan membuat permohonan." ujar Jongsuk setelah pekerjaannya selesai. Ia menyodorkan kue itu di hadapan Jieun.

Senyum yang semula terhias pada wajah Jieun, menyurut ketika pandangannya jatuh pada jari tangan Jongsuk yang memiliki beberapa plester.

"Kau terluka..." ucapnya.

Mata Jongsuk mengikuti arah pandang Jieun, menyadari jika plester di jarinya menjadi perhatian Jieun. Ia menanggapi dengan senyum malunya, "Ah ini? Aku sedikit terburu-buru tadi karena sudah hampir jam 1 tapi kuemu belum juga jadi."

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang