(IUxJimin) Sweet Morning

662 80 19
                                    

Special story for IU's 27th Birthday.

Btw happy birthday for my beloved eonni, Jieun 😍 💞

.
.
.

Kamar yang cukup luas itu terasa sepi, keheningan merayap dan sinar hangat matahari yang menyelinap dari balik gorden coklat yang nyaris menutup keseluruhan jendela kaca besar di ruangan itu menjadi bukti atas pagi yang telah hadir namun sang wanita yang masih terlelap di balik selimut tersebut seolah tidak terganggu atas fakta pagi yang tiba melainkan semakin merapatkan diri di balik selimut, mencari kenyamanan dalam tidur lelapnya.

Keheningan itu terpecah oleh suara derit yang menimbulkan suara ketara ketika seorang pria masuk kedalam kamar. Beruntung sang wanita tidak terusik dan membuat aksi menyelinapnya berhasil.

Langkahnya pelan seiring ia membawa dirinya duduk pada pinggir ranjang seraya menatap dengan senyum lembut melihat wanita yang dikasihinya masih terlelap begitu nyaman di kasur.

Ada guratan lelah yang masih terlihat jelas pada mata itu dan ia dapat mengetahui dengan jelas jika wanitanya kembali menghabiskan malamnya mengerjakan musiknya dan tidur pada dini hari.

Dan ia mendapati amarah kembali dirasakannya. Jieun terlalu keras terhadap dirinya terkait pekerjaannya dan wanita itu selalu mendorong dirinya terlalu jauh untuk sebuah hasil yang sempurna. Namun bukan atas itu yang membuatnya marah melainkan rasa cemas terkait kesehatan Jieun yang selalu diabaikan wanita itu. Ada suatu waktu dimana Jieun dilarikan kerumah sakit akibat kelelahan dan kekurangan nutrisi dan Jimin dibuat kepalang cemas karena hal itu dan sejak kejadian itu Jimin tidak akan berhenti mengoceh untuk mengingatkan wanita yang nyaris serupa dengannya, pekerja keras.

"Ngh, jam berapa ini?" Jimin bahkan tidak sadar jika ia nyaris tenggelam dalam lamunannya ketika suara halus itu menyapa bersamaan akan tangan kurus milik wanitanya yang memeluk tubuhnya erat dan wajah cantik itu bersembunyi di sisinya.

"Selamat pagi dan selamat ulang tahun sayang." Jimin berucap pelan seraya mengelus lembut rambut wanitanya dan memberikan kecupan ringan di kening.

"Hm pagi juga. Kau tidak menjawab pertanyaanku." Balas Jieun bergumam pelan dibalik dekapan eratnya disisi tubuh suaminya.

"Jam 7. Kapan kau tidur?" Jimin berucap pelan seraya mengusap lembut kepala itu. Ia menikmati bagaimana tangan itu semakin mengeratkan pelukannya dan wajah itu semakin tenggelam di sisinya, menolak untuk melepas barang sedikit kenyamanan yang dimiliki sang terkasih.

"Jam 3. Aku terjaga semalaman untuk menyelesaikan pengeditan terakhir dari lagu baru yang harus kuserahkan hari ini."

Gerakan tangannya yang mengelus rambut Jieun terjeda dan suara yang bernadakan cemas terdengar kala membalas ucapan sang istri, "Apa aku harus berbicara pada bosmu untuk memberimu sedikit kelonggaran? Kau selalu bekerja begitu keras hingga kau mengabaikan kesehatanmu."

"Tidak perlu. Dia sudah terlalu baik padaku. Akulah yang selalu mengharapkan hasil maksimal di setiap pekerjaanku." Balas Jieun kemudian dan Jimin yang memang mengetahui watak keras dari sang istri hanya dapat menghela napas dan berujar menyampaikan hal yang sama untuk kesekian kalinya dalam usahanya mengingatkan sang istri, "Kuharap kau memikirkan kesehatanmu juga Ji."

"Aku melakukannya. Jika kau lupa seseorang akan selalu mengirimkan puluhan chat hanya untuk mengingatkanku untuk makan." Balasannya setengah berguyon menyindir kebiasaan menjengkelkan namun manis yang dilakukan sang suami.

"Aku hanya mencemaskanmu." Balas Jimin mencoba membela diri.

"Pikirkan dirimu juga. Kau sama pekerja keras sepertiku."

"Iya, tapi aku tidak akan terjaga semalam suntuk hanya untuk menyelesaikan tugas."

"Kau juga melakukannya sesekali."

"Jieun..." Jimin berucap pelan memperingati. Dia lelah jika harus mengulang perdebatan yang sama dengan istrinya terkait kebiasaan keduanya yang memang cukup perfectionist dalam hal bekerja.

"Sayang, aku masih mengantuk dan sekarang jika kau mengijinkanku, aku ingin melanjutkan tidurku dengan guling besar kesayanganku. Jadi jangan berisik ataupun berusaha pergi. Mengerti?" Dalam dekapan eratnya Jieun berucap setengah merengek, berusaha untuk membujuk suaminya yang mungkin tidak akan menyerah mengingatkan tentang kesehatannya.

Jimin terkekeh dibuatnya dan dengan lembut dia menarik tubuh Jieun menjauh dari tubuhnya seraya berucap, "Tidak sayang, kau harus bangun sekarang dan merayakan ulang tahunmu dengan berkencan denganku seharian ini."

"Ah Jimin...aku masih sangat mengantuk. 10 menit saja hm?" Jieun merengek, menolak untuk membuka matanya dan berusaha meraih kembali tubuh Jimin untuk didekapnya namun sebuah tangan yang menahan tubuhnya tetap dalam jangkauan sinar mentari menggagalkan aksinya.

"Itu salahmu, tidur larut malam. Kau harus bangun sekarang atau aku terpaksa aku akan membawamu kekamar mandi." Ucap Jimin seraya menarik senyum tipis menatap tingkah imut istrinya yang tengah mengerang pelan seraya meregangkan tubuh selayak anak kucing dengan mata yang masih tertutup. Dan ketika tangan itu terjulur kedepan, dan mata bulat itu mulai terbuka perlahan menatapnya dengan sisa kantuk yang masih ada.

"Gendong aku." Gumam Jieun dengan suara serak dan senyum Jimin semakin melebar memahami jika sang istri mengambil opsi kedua yang disebutkannya untuk membantunya ke kamar mandi.

Jimin tertawa kecil dan berucap menanggapi, "Baiklah princess karena hari ini istri tercintaku berulang tahun maka aku akan memperlakukannya selayak tuan putri." Berikutnya ia menyingkap selimut dan mengangkat tubuh kecil istrinya dan membawanya ke kamar mandi.

Dengan mudah ia mendudukan Jieun di wastafel yang ada di kamar mandi. Tersenyum seraya membalas tatapan lembut sang istri, ia mengelus lembut pipi halus tersebut dan berujar, "Nah sekarang bersiaplah dan segera turun ke ruang makan. Aku akan membereskan kamar dan membuatkan sarapan untuk kita berdua." Sebuah kecupan diberikannya sebelum ia keluar dan melakukan hal yang disebutkannya sekaligus mempersiapkan segalanya untuk kencan yang sempat disebutkannya pada Jieun dalam rangka merayakan ulang tahun sang istri.

Fin.

Uwahh pada suka gk? Sumpah ini simple banget loh aku buatnya. Bela-belain ngubek draft ff yg blm dipublish buat dipost untuk perayaan ultah IU dan akhirnya nemu ff ini dan ngubah dikit situasinya biar pas ama tema ultah 😁 Rasanya ada beban sendiri klo gk ngelakuin ritual setiap thn buat ngepost cerita di ultah IU dan akhirnya skrng tercapai juga 😆

Moga pada suka yaa ama pasangan yg langka ini, aku jg buatnya krn karakter cowoknya cocok sama Jimin yg emang tipe sweet dan care gitu. Lastly but not last, sampai jumpa lagi kapan2 (?) dicerita baru aku lainnya😄 bye! 🤗

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang