Tap...Tap...
Kakiku berjalan pelan, beriringan dengan rintik hujan yang menetes di atas kepalaku. Tak mengindahkan beberapa umpatan yang dilontarkan setiap orang ketika bahu mereka tersenggol dengan bahuku. Ini tidak sakit, sekalipun aku sudah menghitungnya sudah lebih dari 10 kali bahuku tersenggol bahkan cukup keras. Dia tidak ada di sini,... itulah kesakitanku...
Terus menunduk bagai seorang gadis kecil yang tersesat, aku hanya terus berjalan dengan menatap kosong tanah yang kupijak. Air mataku telah mengering, sudah terlalu lama aku menangis.
Sayup-sayup kudengar bisikan serta beberapa orang yang menunjuk kearahku. Aku tifak perduli. Sekalipun keadaanku terlihat menyedihkan, wajah kusut, mata dan hidung merah, bibir pucat, baju yang hampir basah kuyup,...mereka akan mengerti alasan atas keadaanku saat ini. Bajuku, baju yang berwarna hitam.... Kalian pasti sudah dapat menebakkan? Tentunya, siapa yang tidak mengerti akan arti dari penggunaan baju warna hitam?
"Chagiya!!" Seruan itu terdengar samar di telingaku. Aku terkejut. Segera kutolehkan kepalaku kebelakang, namun nihil kau tak ada seperti biasanya.
"Igeo." Bayanganmu tiba-tiba saja muncul di tengah rintikan hujan ini, berdiri di hadapanku dan menyodorkan sebuah payung padaku.
Aku hanya menatapmu, dan kemudian pandanganku jatuh pada payung berwarna kuning yang ada di tanganmu. Apa ini halusinasi?
"Kau tidak mau?" Aku mengerjap, tersadar, segera kuangkat tanganku. Sedikit lagi payung itu berada di genggamanku, namun kau menurunkan tanganmu yang sedang memegang payung itu.
"Baiklah, aku tidak akan lagi menawarkanmu ini." Kau menunduk lemas tanpa menatapku.
Aku hendak mengucapkan sebuah kata padamu, namun kau telah mengangkat kepalamu, dan menatapku dengan semangat barumu lagi.
"Aku akan pergi. Namun aku akan mengikutimu di belakangmu." Kau berjalan melewatiku, berlawanan arah denganku.
Otakku berseru menyuruh tanganku untuk menahanmu tapi tubuhku kaku, bahkan mulutku terasa kelu hanya untuk berbicara 'Jangan pergi'
'Terlambat' Satu kata itu sangatlah bisa mendeskripsikan tentang hatiku sekarang, juga menyadarkanku bahwa kau telah pergi. Hanya dapat menatap bayangan punggungmu yang mulai menjauh atau yang sebenarnya... menghilang...
Kau benar-benar pergi dan tak akan muncul kedalam kehidupanku lagi, juga di dunia ini. Fakta itu membawaku kembali dalam dunia nyata, badanku merosot, jatuh terduduk di tanah dan lagi,.. aku menangis, terisak keras, merasakan penyesalan waktu yang dulu kulakukan saat bersamamu.
"Pergilah."
"Kau mengganguku."
Dua kalimat itu selalu kuucapkan ketika kau datang menghampiriku dan tersenyum padaku.
Merasakan hujan yang membasahi tubuhku saat ini, aku merasakan kau tengah mendekapku dengan kehangatanmu.
"Meski kau selalu memakiku ataupun marah padaku, kau harus mengingat jika aku akan selalu mencintaimu dan hujan, sesuatu yang kau bilang paling kau sukai, itulah sebagian dari diriku. Jika aku pergi, ingatlah saat hujan membasahi seluruh tubuhmu, itu pertanda jika aku tengah bersamamu."
Kalimat itu, aku selalu mengingatnya dimana kau mengatakannya disaat kau menatapku dengan penuh rasa sayang, meski wajahmu terlihat lemah namun kau mencoba mengulas senyum padaku.
"Saranghae Jieun-ah." Kata-kata itu kembali terngiang ditelingaku, berputar-putar berkali-kali hingga membuatku kembali teringat jika aku hanya membalas perkataanmu itu hanya ketika saat kau hendak pergi, "Nadoyo... Nado Saranghae..."
-Fin-

KAMU SEDANG MEMBACA
IU's Short Story
Random-Title say it all- Kumpulan short story bercast IU dengan cast cowok yang beragam *Note : sebagian cerita re-post dari wp pribadi*