"Bagaimana kabar ayahmu?"
Jaehan dan Chanyeol sedang bersantai di sofa halaman belakang dekat kolam kediaman milik keluarga Son. Pagi hari itu, Son Jaehan di kejutkan dengan kedatangan seorang putra dari sahabat karib jaman kuliahnya, Park Sung-jin.
Sebelumnya, Jaehan memang sudah mengenali Chanyeol karena dulu Sung-jin selalu membawa Chanyeol ke acara-acara tertentu, jadi mereka ada kesempatan bertemu. Namun, sudah kurang lebih sepuluh tahun ini, Jaehan dan Sung-jin jarang sekali mengikuti acara yang di adakan oleh para pengusaha sebaya mereka.
Era mereka berdua telah lama selesai.
Kini tinggal keturunan mereka yang akan meneruskan keberlangsungan perusahaan.
Omong-omong, Jaehan sempat tidak mengenali Chanyeol saat ia datang tadi, ia malah berpikir bahwa itu utusan Wendy dari kantor. Tapi ternyata bukan. Jaehan berpikir waktu berlalu begitu cepat. Chanyeol kecil itu sekarang telah berubah menjadi pria perawakan tinggi besar yang tampan dan juga mapan.
Tahu begitu, Jaehan mungkin akan menjodohkan Wendy dengan Chanyeol alih-alih dengan anak koleganya di China dulu. Jika dulu Wendy menikah dengan Chanyeol, mungkin Jaehan tidak akan di hantui rasa bersalah sampai sekarang.
"Ayahku baik, paman. Beliau juga masih sering bermain golf dengan di temani ibu." Jawab Chanyeol.
Jaehan yang tadi sedang menyesap kopi itu menoleh.
"Wah! Benarkah?" Chanyeol menanggapinya dengan anggukan.
"Kurasa aku harus ikut bermain golf dengannya kapan-kapan." Ujar Jaehan.
Obrolan itu berlangsung lama dan akrab. Kedua pria dewasa disana membahas banyak hal, mulai dari perkembangan perusahaan masing-masing, harga pasar saham, dan juga mereka sempat membicarakan perihal ide kolaborasi yang di cetuskan oleh Chanyeol.
Bagi Jaehan, Chanyeol adalah lawan bicara yang cocok untuk membahas segala hal tanpa akhir yang bosan. Ia merasa semua yang mereka bahas itu berbobot dan searah.
Dan lagi, anak itu tidak seperti robot. Ia sangat supel. Terbukti saat ia lebih memilih kesini di hari kerja alih-alih mengurus banyak tumpukan dokumen di kantor. Anak ini terlihat sangat santai menjalani hidupnya.
Selama mengobrol dengan Park Chanyeol, Jaehan sudah menyadari bahwa keadaan yang terjadi disana agak aneh. Pasalnya, hal seperti ini tidak pernah terjadi.
Apa pernah ada putra rekannya yang berbasa-basi mengunjunginya? Tidak ada.
Jaehan semakin menyadari adanya keanehan saat gelagat Chanyeol kini berubah menjadi terlihat sangat gugup dan kaku. Jaehan tersenyum seolah mengerti, pasti ada perkiraannya benar.
"Paman, sebenarnya kedatanganku hari ini karena ada maksud lain yang ingin ku sampaikan pada paman."
"Apa itu?" Tanya Jaehan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...