PG-17!!
Wendy mendengus untuk yang kesekian kalinya ketika mobil yang membawanya itu tidak kunjung berhenti walau ia sudah meronta-ronta minta di turunkan. Dirinya tadi sedang sibuk melayani para pelanggan di jam makan siang, namun dengan tidak sopannya ia di culik paksa oleh sang kakak untuk menemui ayah mereka. Untuk menghadiri makan siang keluarga.
"Anakku, bagaimana dengan anakku?" Tanya Wendy heboh, membuat sang kakak menutup telinga putri keduanya yang tengah di pangku itu.
"Tenanglah sedikit, anakmu sudah di jemput oleh supir lain." Ujar Seunghee menenangkan adiknya.
Wendy memilih bungkam. Menatap pemandangan jalanan di sampingnya.
"Lagipula, kenapa tiba-tiba mengajak makan siang bersama?"
Seunghee tersenyum, "Ada banyak hal yang ingin ayah bicarakan, dan juga setelah makan siang ini aku akan langsung pulang ke Kanada."
Mendengar ucapan terakhir kakaknya, mendadak Wendy menatap mata Seunghee dengan raut sedih. Bibir wanita itu mencuat ke depan, lengkap dengan ekspresi yang kentara sekali bahwa ia tidak terima. Wendy mencengkram baju sang kakak dengan kepala menunduk.
"Unni.."
Seunghee tersenyum kemudian mengusap kepala adik satu-satunya itu. Terlalu banyak momen bersama Wendy yang tidak mereka jalani bersama selama lima tahun terakhir ini. Seunghee juga tidak menyesal ketika ada kejadian pahit yang menimpa sang adik, ia tidak ada di samping Wendy saat itu.
"Kau masih punya banyak hutang cerita padaku." Ucap Seunghee.
"Kau sudah menjadi ibu yang hebat untuk Renjun, Wan-ah."
Sampai mobil berhenti di pelataran sebuah restoran ternama, Wendy dan Seunghee beserta anaknya itu kemudian di tuntun oleh pelayan untuk masuk ke dalam salah satu ruangan privat yang ada di dalam sana.
"Ku pikir makan siangnya di rumah."
Seunghee tertawa, "Ayah dan habis bertemu dengan koleganya di daerah sini, jadi ia sekalian mampir."
Pintu itu terbuka, menampilkan anggota keluarganya yang tengah bercengkrama. Wendy juga dapat melihat Renjun begitu bahagia berada di pangkuan sang kakek. Keduanya semakin akrab setelah merayakan natal bersama tahun lalu. Ia bersyukur karena setidaknya Renjun masih memiliki keluarga yang menganggapnya ada.
"Wan-ah, sini duduk di samping ibu." Sambut ibu begitu melihat kedatangan dua putrinya beserta cucunya itu.
Wendy menurut, ia mengambil tempat duduk di samping sang ibu. Dengan Seunghee di sampingnya. Selama makan siang itu berjalan, Wendy tidak lagi canggung. Dan juga, Wendy menerima semua perlakuan yang selama lima tahun terakhir ini tidak tersuguhi pada hidupnya.
"Wan-ah, kapan kau bisa mulai mengambil alih kantor?"
Wendy yang tengah mengunyah itu menelan perlahan daging tersebut, baru menjawab pertanyaan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...