Perempuan itu mengerjapkan kedua matanya perlahan. Berusaha beradaptasi dengan bias cahaya lampu yang begitu cerah di plafon sana. Samar-samar, indera pendengarannya menangkap percakapan antar beberapa orang di luar ruangan. Telinga itu juga mendengar tangisan tertahan dari bias suara perempuan yang terdengar begitu pilu.
Wendy berhasil membuka kedua matanya. Saat menyisir pandangan ke sekitar, wanita itu akhirnya menyadari bahwa ia sudah berakhir di satu ruangan VVIP di sebuah rumah sakit.
Wanita itu perlahan bangkit berusaha untuk duduk, dan menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang rumah sakit tersebut.
Tangan kanan Wendy yang tidak terpasang oleh infus itu perlahan bergerak ke arah perutnya. Mengusapnya perlahan.
Seberapa banyak ia meyakinkan kalau di dalam sana itu masih terisi oleh janin yang sedang ia kandung, sebanyak itu pula harapannya telah pupus.
Wendy keguguran.
Tidak ada fakta yang lebih menyedihkan selain hal itu untuk saat ini. Perlahan tapi pasti, perasaan bersalah mulai menyelimuti dirinya. Menggerogoti pikirannya, dan menyerang tanpa ampun dengan berbagai spekulasi yang mungkin nantinya akan terlontar dari mulut beberapa orang.
Perasaan takut juga mulai menghantui Wendy. Ia takut di marahi, ia takut tidak bisa hamil lagi, dan ia juga takut pada pikiran dimana Chanyeol bisa saja berpaling juga.
Wendy takut jika harus di tinggalkan untuk kedua kalinya.
Saat berbagai spekulasi buruk itu menyergap pikirannya. Pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan sosok sang suami dengan seorang dokter dan juga perawat yang mengekorinya.
Wendy menatap Chanyeol.
Laki-laki itu masih sudi untuk menebarkan senyum paling hangat disaat ia harus merelakan buah hatinya pergi. Wendy merasa, saat ini dunianya benar-benar telah runtuh tanpa tersisa.
"Selamat pagi, Nyonya Park." Sapa dokter yang bernametag Do Kyungsoo di jasnya.
Wendy hanya membalasnya dengan senyum.
"Apa masih terasa pusing atau nyeri barangkali?" Tanya Dokter Do ramah, Wendy hanya menjawab dengan gelengan tanpa suara.
"Kenapa dok..? Kenapa saya keguguran?" Tanya Wendy tertahan, serta dengan iringan sebulir air mata yang jatuh di pelipisnya.
Chanyeol yang melihat hal itu dengan sigap mengambil tisu dan menghapus jejak air mata tersebut.
Dokter Do kemudian menjelaskan secara rinci, penyebab tentang gugurnya kandungan Wendy. Pula, Dokter Do juga memberi beberapa resep obat serta vitamin agar Wendy bisa cepat pulih. Tak lama kemudian, Dokter Do pamit dengan perawat yang tadi bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...