Umumnya, jika malam natal telah tiba. Beberapa pasangan muda-mudi akan menghabiskan waktu mereka bersama. Entah berjalan kaki sambil bercerita, tidak lupa dengan tangan yang saling erat bertautan. Atau ikut merayakannya bersama keluarga besar salah satu dari mereka.
Tapi, itu terjadi jika kalian punya pasangan. Jika tidak punya, maka kemungkinan menemukan pria yang sekedar bisa di kenalkan pada kedua orang tua di tengah malam natal ini sangatlah kecil.
Walaupun kedua orang tuanya tidak lagi memaksa, namun sindiran halus dari kakak perempuannya membuat Wendy tersadar bahwa memang sudah seharusnya mencari pasangan hidup baru, tidak, maksudnya ayah untuk Renjun.
Sejak meninggalkan rumah keluarga besarnya dengan dalih ingin mengambil baju di rumah pribadi, Wendy justru memilih berhenti di sisi sungai Han sambil terus menghela napas panjang.
Pandangan wanita itu tertuju pada satu titik cahaya yang memantul di aliran sungai, meleraikan diri ketika ada kapal yang melewatinya. Cahaya lampu dari gedung-gedung di sisi sungai itu seperti mangata di malam hari. Memberi jalan menuju titik tujuan yang tidak di ketahui akhirnya akan ada dimana.
Pikirannya tiba-tiba saja membayangi satu-satunya jalan yang akan membawanya pada solusi terakhir; Yoongi.
Jadi, apakah pada akhirnya Wendy harus menerima Yoongi lagi nantinya?
Wanita itu menggigiti kuku jarinya dengan raut gelisah.
"Renjun masih membutuhkan sosok Ayah."
"Apa kau mau jika aku kenalkan pada seseorang?"
Wendy bergidik ngeri ketika pertanyaan dari sang kakak kembali terngiang di telinganya. Matanya mendadak terpejam sambil menggeleng frantik, menolak pikiran yang sempat hadir dalam otaknya.
Tidak akan, tidak mau.
Di tengah perang isi kepalanya, dan keramaian taman Yeouido Hangang pada malam hari. Kesadaran Wendy kembali di tarik pada kenyataan ketika sebias suara berat terdengar oleh telinganya.
"Orang akan menganggap kau adalah instruktur senam yang salah jadwal karena terus menggeleng seorang diri di tengah keramaian ini."
Refleks, Wendy menoleh ke sisi kanannya. Mendapati siluet pria jangkung bertelinga lebar dengan pakaian serba hitam kini ikut berdiri di sampingnya, menatap bentangan luas sungai Han di depan mereka.
"Kau--"
"--Park Chanyeol." Sambung pria itu.
Wendy menghembuskan napasnya pendek, menghasilkan sebuah kepulan asap yang keluar dari bibir kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...