Dulu, saat masa kehamilan Renjun. Wendy tidak bisa menuruti setiap perubahan hormon keinginan yang hadir. Sebisa mungkin, Wendy menyingkirkan semua hal yang ia idamkan selama trimester pertama.
Dan jika ingin dikabulkan pun, maka ia harus usaha sendiri agar dapat terpenuhi. Kehamilan pertamanya itu tidak pernah diiringi oleh perasaan bahagia yang meletup. Wendy hanya merasakan perang batin hebat tentang kehadiran Renjun yang sebenarnya tidak ia inginkan.
Jika saja Wendy kondisi mental yang lemah, maka mungkin Wendy akan tega berpikir pendek dan menggugurkan kandungannya saat itu juga. Tapi sayang, Wendy tidak sampai hati. Ia tidak mungkin tega membunuh nyawa yang tidak berdosa itu hanya karena keegoisannya.
Ah, sepertinya memutar cerita tentang kehamilan pertamanya itu sama saja dengan mengorek luka lama yang sudah hampir sembuh.
Untuk kali ini, Wendy ingin menjaga kandungannya dengan baik. Ia tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Ia sudah merelakan anak keduanya pergi karena kebodohannya dulu.
Berbicara tentang kehamilan, Wendy jadi mengingat saat ia mengandung Renjun dan anak keduanya dulu, wanita itu begitu rajin dalam melakukan berbagai pekerjaan rumah.
Tapi, kehamilan yang saat ini, jangankan untuk menyapu seluruh ruangan di rumahnya. Berdiri beberapa menit untuk memasak saja rasanya Wendy sudah diserang oleh ratusan kunang-kunang di kepalanya.
Wendy pernah hampir jatuh pingsan di lantai jika tidak ada tangan Chanyeol yang menahannya. Karena kejadian itu, Chanyeol memutuskan untuk merekrut beberapa asisten rumah tangga lagi di rumahnya.
"Sepertinya kehamilanku yang ini lemah sekali, ya?" Wendy pernah bertanya hal itu pada Chanyeol. Namun hanya ada jawaban berupa senyuman yang merekah dari bibir Chanyeol.
"Tidak kok, itu berarti anak kita ini seperti pengingat agar kau istirahat dan tidak melakukan pekerjaan yang berat."
Wendy memajukan bibirnya ke depan, "Cuma memasak, apanya yang berat?"
"Sayang, kalai kau lupa janin yang kau kandung itu ada dua. Menyalurkan darah kepada dua buntalan di dalam perutmu itu sangat menguras tenaga, makanya kau cepat lelah."
"Kau sih terlalu semangat.." Wendy meninju lengan Chanyeol.
"Aku keren 'kan? Bisa langsung goal dua sekaligus!" Chanyeol memukul dada kirinya dengan kepalan tangan, bangga dengan usahanya yang tidak sia-sia.
"Aku tidak dengar."
"Sayang, kau mau kemana?" Chanyeol segera bangkit dari posisi tiduran di ranjang saat melihat Wendy beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...