Sudah berminggu-minggu sejak kejadian Park Chanyeol yang di suruh pulang dari kediaman Wendy pada malam di akhir musim gugur itu terjadi. Dan setelahnya, mereka tidak pernah saling berhubungan satu sama lain lagi.Kontak Wendy masih ada, dan sesekali hanya di lihat profilnya saja oleh Chanyeol. Laki-laki jangkung itu tidak mau menghubungi Wendy lebih dulu, ia kembali tahu diri.
Pria itu menghela napasnya lelah.
Menatap sekelilingnya, Chanyeol merasa rumah miliknya ini terlalu sunyi dan sepi. Sebesar apapun rumah jika ia belum menemukan kenyamanan, maka bagi Chanyeol akan sulit di tempati. Makanya tak jarang, ia lebih memilih pulang ke rumah keluarganya alih-alih ke rumah pribadinya itu.
Bosan dengan kegiatannya yang hanya selonjoran di sofa sambil menatap televisi, Chanyeol memilih bangkit dan menatap panorama Seoul di pagi hari dari kaca jendela besar di kamarnya.
Tadi malam, salju pertama turun dengan perlahan dengan ribuan butir yang ikut menyusul. Membuat tanah dan jalanan yang biasa ia lewati tertutupi oleh lapisan tipis berwarna putih bersih yang turun dari langit. Dan juga, membuat siapa pun yang tidak kuat dingin itu ingin segera mengutuk butiran putih yang membawa udara dingin.
Suhu di dalam kamar besar itu tidak sedingin di ruangan lain. Chanyeol sengaja mengatur pemanasnya lebih tinggi agar ia bisa tetap hangat. Namun tetap saja, percuma hangat jika ia seorang diri dirumah ini.
Chanyeol kembali melihat foto yang di pajang oleh Wendy sebagai foto profilnya. Dan, bibir Chanyeol tertarik untuk membuat lengkungan tipis yang menghiasi wajah tampannya.
Sepertinya, untuk yang sekarang ia tidak boleh kalah lagi.
Perlahan tapi pasti Park Chanyeol, jangan gegabah. Meski tidak memiliki saingan pun yang ingin kau dekati kali ini adalah saudaranya beruang kutub.
-
Wendy tidak pernah menyangka bahwa hari ini kedua orang tuanya tiba-tiba saja datang mengunjunginya di Skysone. Tidak hanya itu, mereka juga bukan sekedar datang untuk berkunjung semata. Melainkan, mengutarakan sebuah keinginan yang telah lama Wendy harapkan.
"Wan-ah, pulang ya? Tinggalah di rumah dengan nyaman bersama kami lagi." Ayah Wendy berkata dengan suaranya yang masih terdengar lemah. Pria berumur itu sudah terlihat sehat saat ini walau wajahnya masih nampak pucat pasi.
Namun, bukannya langsung menerima, Wendy justru menggeleng. "Tidak perlu, aku punya rumah sendiri."
"Apa yang harus ayah lakukan agar bisa menebus kesalahan ayah padamu?" Tanya Ayah Wendy lagi, terdengar putus asa.
Wendy tersenyum, "Ayah tidak perlu melakukan apapun, aku sudah tulus memaafkan ayah. Dan, itu lebih dari cukup."
"Ayah tetap merasa ada yang kurang."
"Aku harus bagaimana agar ayah yakin bahwa aku dan putraku akan selalu baik-baik saja?"
Pria bermarga Son itu nampak mengerutkan keningnya, berpikir keras untuk mencari cara agar ia bisa menebus kesalahan pada putri bungsunya itu. Mendengar cerita dari istrinya bahwa putri mereka tinggal di apartemen tua yang sempit membuat hati ayah dua anak itu meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...