[✔]
Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala.
Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain?
Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Han River, Seoul 21:27 PM
Riak air di sana bergerak dengan tenang seiring dengan pergerakan dari kapal-kapal yang lewat. Pantulan cahaya dari lampu-lampu gedung yang ada di atasnya terlihat seperti jejak mangata yang terbentuk dari bangunan, bukan cahaya bulan. Tapi hal tersebut tidak menutupi keindahan malam di Sungai Han.
Usai dari acara tadi, Chanyeol mengajak Wendy untuk pergi ke tepi sungai Han. Ingin mengobrol berdua saja.
Renjun sudah pulang ke asrama grup, sedangkan Ryeowon dan Hyeyeon memilih untuk menginap di rumah orang tua Wendy.
Dua orang dewasa itu juga masih belum berbicara sepatah kata pun. Hanya sepoi angin malam di musim semi yang menemani mereka. Duduk berdampingan dengan kedua tangan saling bertaut, mereka masih betah memandangi panorama sungai Han malam itu.
Seperti terlempar kembali ke masa muda.
Masa di mana semuanya bermula. Masa di mana semuanya tercipta. Dan masa di mana definisi bahagia yang sesungguhnya itu bisa menjadi kenyataan.
"Aku ingin naik kapal." Ujar Wendy, melihat kapal lewat di hadapan mereka. Membuat cahaya mangata itu saling mengurai.
Chanyeol menoleh, melihat wujud Wendy yang terduduk berdampingan dengannya.
"Benar pengin? Kalau iya, aku akan menyewanya sekarang."
"Tidak terlalu ingin sih, hanya keinginan tiba-tiba."
Dahi Chanyeol mengerut tidak paham. "Apa Ryeowon dan Hyeyeon akan punya adik?"
Mendengar hal tersebut, tawa Wendy mengalir bebas. Perempuan itu bahkan sampai menunduk, wajahnya bersemu merah karena terlalu banyak tertawa.
"Apa kau berpikir aku hamil lagi?"
Chanyeol mengangguk, ia menghadapkan diri pada Wendy. Mengambil kedua tangan Wendy untuk ia genggam.
"Iya, bukankah hal itu masuk akal? Setelah mendengar keinginanmu yang tiba-tiba tadi aku jadi langsung berasumsi demikian."
Wendy tersenyum hangat di tengah dinginnya malam. Ia berdiri kemudian menggamit tangan besar Chanyeol.
"Ayo mengobrol sambil berjalan di sekitar sini."
Chanyeol ikut berdiri. Menyetujui ide Wendy.
Jalanan di pinggir Sungai Han itu nampak sepi, tapi tidak terlalu mati. Ada beberapa orang yang masih berdiam seorang diri, menatap kosong ke arah bentangan sungai nan luas di sana. Ada yang bersama pasangan, bercengkrama, saling melempar kalimat dengan tatapan penuh cinta.
Chanyeol membawa genggaman tangan mereka ke dalam saku mantelnya. Hal tersebut lantas membuat Wendy menoleh, lalu tersenyum. Dalam sakut tersebut, ia mengeratkan tautan tangan mereka.
