SKYSONE - 13

1.2K 229 16
                                    

Hari-hari berikutnya, Wendy lalui dengan kegiatan seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berikutnya, Wendy lalui dengan kegiatan seperti biasa. Berangkat bekerja bersama para manusia lain, mobil yang ia kendarai selalu ikut bermacet-macetan ria di jalanan kota, dan pulang tanpa adanya sambutan dari siapa pun.

Belakangan ini pula, keadaan menjadi berubah semenjak putranya menetap di rumah kedua orang tuanya. Suasana apartemen besar itu jauh lebih sepi. Wendy merindukan Renjun.

Menjadi wanita yang berkarir di kantor benar-benar menguras tenaga dan tubuhnya. Ia bahkan sering sekali melupakan jadwal makan karena saking banyaknya tumpukan kertas yang menunggu untuk di tanda tangani.

Belum lagi, bisikan para pegawai yang selalu menganggu gendang telinganya. Selalu saja ada yang mereka bicarakan tentang Wendy, apapun itu. Awalnya, ia memang tidak begitu peduli selama mereka tidak membicarakannya di depan Wendy. Tapi entah kenapa, semakin lama ia diamkan, mereka semakin lama menjadi.

Inilah alasan mengapa Wendy tidak terlalu menyukai keadaan kantor dimana pun, ia harus bersikap baik dan menjadi cantik setiap saat. Tidak seperti saat ia sedang di dapur, Wendy bisa menjadi dirinya sendiri.

Sepertinya, menguleni adonan dengan tepung yang banyak menempel di wajah seperti bedak, itu jauh lebih menyenangkan daripada menempelkan banyak foundation di wajah agar lelahnya selalu tersamarkan.

Ah, Wendy merindukan kafenya.

Ia rasa ia akan cepat menua jika menetap di kantor dalam waktu yang lama. Wendy rasanya ingin mengutuk takdir saja, kenapa dalam keluarga mereka tidak ada anak laki-laki yang bisa di andalkan?

Belum lagi, akhir-akhir ini ia menambah beban pikirannya semenjak kehadiran Park Chanyeol yang beberapa waktu lalu mengunjunginya‐-tidak, maksud Wendy mengantarkan Renjun pulang.

Jika boleh jujur, Wendy sangat menyukai ketika dirinya masuk ke dalam dekapan hangat itu. Ia tidak menyangkal bahwa tubuh besar Chanyeol begitu hangat dan nyaman untuk menjadi tempatnya bersandar.

Sebelumnya, ia tidak pernah mendapat pelukan seperti itu dari mantan suaminya atau bahkan dari Yoongi sekali pun. Hanya dari Chanyeol.

Tapi, jika ia sudah mengingat bahwa tidak ada status yang mendasari hubungan mereka. Mendadak Wendy seolah di tarik paksa untuk melihat pada kenyataan lagi.

Jadi, apa selama ini Chanyeol hanya halusinasinya saja?

Malam itu, saat Wendy sudah memasuki apartemen yang ia tinggali seorang diri, ia menghela napasnya lelah. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar, melepas semua stelan formalnya, melemparnya asal ke dalam keranjang cucian kotor.

SKYSONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang