Hampir dua minggu lebih waktu sudah berlalu. Jika hari berganti, maka keadaan sekitar pun akan demikian. Selama melewati hari demi hari, Chanyeol banyak memberi dukungan pada Wendy agar mereka berdua bangkit.Kata Chanyeol, tidak ada alasan untuk bertahan pada keterpurukan lebih lama. Dan tidak ada kata terlambat untuk memiliki seorang anak. Mereka berdua hanya perlu bersabar dan mengerahkan banyak usaha lagi.
Tidak, keduanya tidak menyerah.
Keadaan mereka berdua juga berangsur membaik, meski tanpa kehadiran Renjun sekalipun. Anak itu belum diizinkan pulang dari rumah sang kakek.
Lee Youngmi ingin memberi waktu lebih banyak pada mereka berdua, dan Renjun juga merasa betah di rumah kakeknya. Anak itu banyak belajar banyak tentang seputar dunia permusikan bersama kakeknya disana.
Jadi, Wendy dan Chanyeol tidak perlu merasa khawatir.
Di pagi hari di tengah musim gugur ini, Chanyeol hampir saja terkena serangan jantung ketika ia sedang mengaduk kopi, dua buah tangan kecil perempuan tiba-tiba saja melingkari perutnya.
Pria itu sedikit menoleh ke arah belakang, mendapati Wendy dengan wajah bantalnya. Wanita itu juga masih mengenakan kemeja kebesaran milik Chanyeol.
"Kenapa tidak membangunkanku?"
"Tidurmu nyenyak sekali, aku jadi tidak tega membangunkannya."
Laki-laki itu tidak mendengar adanya suara lagi. Namun, alis Chanyeol mendadak bertaut dalam setelah merasakan pergerakan tangan yang mengusap perut telanjangnya itu.
"I can make a bread like yours." Ucap Wendy tanpa melepaskan usapannya dari perut Chanyeol yang tidak terbalut sehelai benang pun.
"Then, make one for me." Canda Chanyeol, merasa lucu melihat tingkah laku Wendy yang aneh pagi ini.
Di belakang Chanyeol, Wendy tersenyum samar. "Kalau begitu, hari ini kau tidak boleh bekerja." Ujar Wendy.
"Eh, kenapa tiba-tiba?"
Wendy mencebikkan bibirnya, kemudian melepas pelukannya dari tubuh Chanyeol. Wanita itu berdiri menghadap sang suami dengan bibir yang mengerucut ke depan.
"Katanya kau mau di buatkan roti, kalau begitu kau harus menemaniku ke supermarket." Suara Wendy terdengar seperti rajukan dengan aksen manja.
Melihat ekspresi menggemaskan dari wajah sang istri, Chanyeol lantas tertawa lepas. Pria itu nyaris saja memukul Wendy jika ia tidak langsung ingat kalau yang di hadapannya itu adalah istrinya.
"Wendy-ah, jangan terlalu menggemaskan seperti itu." Ucap Chanyeol masih dengan wajah yang memerah.
"Kenapa?"
"Aku takut khilaf lagi."
Memahami arti kata yang Chanyeol ucapkan, mendadak Wendy memasang wajah datar. Menatap sang suami dengan tatapan yang mematikan hingga membuat Chanyeol seketika menghentikan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...