"Jangan pulang, disini saja."
"Temani aku.. ya?"
Chanyeol mengernyitkan dahinya heran. Biasanya Wendy akan mengusir Chanyeol jika ia ingin menginap disana karena Wendy merasa tidak enak dengan para tetangga. Padahal, seperti ada yang peduli saja.
Sebenarnya, Chanyeol juga tidak tega meninggalkan Wendy yang sedang demam itu seorang diri di unitnya. Tidak ada Renjun disana, lagipula, kalau pun ada juga apa yang bisa di harapkan oleh anak berusia lima tahun itu?
"Iya, aku temani." Jadi akhirnya Chanyeol mengakhiri keputusannya untuk menemani Wendy malam ini.
"Istirahatlah." Ujar Chanyeol.
Tadi ia sudah menyuruh Wendy untuk meminum obat penurun demam, dan kini Chanyeol sedang memandangi Wendy yang mencoba tidur dengan alis yang terus bertaut gelisah.
"Wen, kenapa?" Laki-laki itu bertanya sambil mendaratkan telapak tangannya di kening Wendy yang masih panas.
Kedua mata Wendy terbuka, menatap Chanyeol dengan tatapan sendu. "I can't sleep."
"Setebal apapun selimutnya tetap tidak membantu." Keluh Wendy lagi, ia meremat selimut tebal yang membalut tubuhnya dengan kuat. Badannya menggigil.
"Apa maksudmu?"
"Masih terlalu dingin."
Chanyeol yang akhirnya mengerti itu pun tertawa sekilas. "Lalu apa? Kau mau aku memelukmu sampai kau tidur? Memangnya--"
"Iya."
Chanyeol meneguk ludahnya seketika. Dalam pikirannya, ia berusaha menerka-nerka apa yang di pikirkan oleh wanita di hadapannya ini. Kenapa tatapannya berubah menjadi begitu polos saat menatap Chanyeol? Ia kan jadi gemas.
Dan juga, kenapa mabuk bisa membuat Wendy jadi begitu lembut dari biasanya? Jika sudah seperti ini, Chanyeol jadi ragu kalau ia bisa menahan diri.
"Kau.. istirahatlah. Jangan meminta hal yang aneh-aneh."
"Aneh bagaimana?" Tanya Wendy.
"Kau minta aku memelukmu selagi tidur, memangnya itu tidak aneh?"
Wendy menggeleng. "Tentu saja tidak."
"Memangnya kau tidak takut kalau aku akan berlaku macam-macam padamu?"
"Kau tidak akan menyakitiku, jadi aku bisa memercayaimu." Wendy mengucapkannya dengan lancar tanpa beban kemudian tersenyum, membuat hati Chanyeol mendadak berdesir hebat.
Tahan dirimu Park, ujar Chanyeol pada dirinya sendiri--berusaha menahan pikiran kotor yang menghampiri otaknya.
Melihat tatapan Wendy yang seolah masih berharap, Chanyeol mendesah kemudian mengangguk.
"Baiklah.."
Chanyeol melangkah mengitari ranjang. Perlahan ia ikut bergabung dalam selimut milik Wendy, ingin berbaring menyamping kiri dengan tangan yang berlipat menahan kepala. Saling berhadapan dengan Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSONE
Fanfiction[✔] Setiap wanita pasti selalu mengharapkan kehidupan pernikahan yang semulus nirmala. Tapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Di usianya yang masih muda, Wendy sudah dititipkan sebuah amanah hidup tanpa adanya junjungan dari seorang adam. Semua p...