48. WR ( Warung budhe )

5.3K 485 215
                                    

Siap-siap buat baca part yg kalian tunggu-tunggu?

SELAMAT MEMBACA CERITA RIMBA & JUGA CINTA ❤️❤️❤️❤️

48. WB ( Warung Budhe )

“Hari ini digedung tua yg berperan sebagai memori paling menakutkan untukku nyatanya membuat aku paham siapa saja yg benar-benar peduli padaku. Terlebih untuk laki-laki berseragam SMA yg dikeluarkan dengan bandana merah bertuliskan namaku dibelakangnya. Aku sangat mencintaimu,”— Cinta Deolova Lolendra.

“CINTA!” teriak mereka membuat cowok berseragam SMA itu langsung menarik tubuhnya dan mendekapnya erat-erat. melihat itu Mian langsung membola lebar setelahnya, Reza yg berada dibelakangnya langsung saja mengunci pergerakan Mian dan melempar pistol itu kesembarang arah.

“Hampir aja,” ucap Rimba mendekap Cinta yg berdetak keras karnanya.

“WOI! Tangkep orang-orang yg mau kabur!” teriak Rimba pada mereka saat sekutu Mian mendengar suara sirine Polisi.

Mian mendesis. “Lepasin gue anjing! Lepas!” teriaknya pada Reza.

“Lo kira segampang itu gue lepasin? Gue bakal lepasin lo saat lo mendekam di penjara,” jawabnya itu tajam.

“Lepasin gue lepas!” teriak Aluna juga saat Beye menguncinya juga sesaat setelah melempar pistol digenggaman nya.

“Lo nggak pa-pa kan?” tanya Rimba sambil ngos-ngosan.

“Aku takut,” adunya mencengkram seragam SMA Rimba dan menangis.

Rimba menatap Cinta dengan tatapan lembut. “Liat gue, jangan takut. Gue ada disini,” ucapnya mendekapnya.

Isakan Cinta terdengar sekarang membuat Rimba menatap wajahnya dan mengusap bulir-bulir airmata itu.
“Jangan nangis Ta. Jangan nangis,” ujarnya pada Cinta.

“T-tapi aku takut,” katanya memeluk Rimba erat-erat.

Rimba mengumpat tanpa suara. “Bangsat! Gue bunuh lo!” katanya pelan supaya tak didengar oleh Cinta.

“Udah ya Ta? Jangan nangis nanti mata lo bengkak,” katanya membujuk. Cewek itu tetap menangis didadanya.

“Yaudah. Nangis aja nangis,” ucapnya mengusap-usap punggung Cinta.

Rimba mengusap rambut Cewek itu sayang. Dia tak tahan mendengar nya tapi mau bagaimana lagi? Cewek itu menangis terus.

“Rim! Cinta baik-baik aja kan?” tanya Omen menghampiri. Rimba mengangguk sebagai jawaban.

“Syukurlah. Gue kaget banget pas si anjing Mian mau nembak,” ujar Omen lagi.

“Kalau beneran dia nembak. Gue sunat aja tuh barangnya biar nggak bisa berproduksi,” sahut Adenan.

“Bener! Biar paham dia rasanya,” kata Zaky juga.

“Cinta nangis?” tanya Zaky diangguki Rimba.

“Anjing. Gue paling nggak tahan liat cewek nangis apalagi ini Bu ketu. Mending bawa aja kewarung Budhe daripada dia inget terus sama yg tadi,” saran Omen.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang