38. FILOSOFI BUNGA TULIP & MAWAR UNGU ( 2 )
“Lo apain Cinta lagi? Tadi gue liat dia gak mau liat mata lo,” kata Zaky pada Rimba yg datar-datar saja ditempatnya.
“Bener, lo apain? Kasian lo, babak belur tuh Cewek,” sahut Adnan kepada Rimba dengan kesal.
“Apa dia capek ya? Mungkin Cinta lagi ada niatan buat ninggalin Rimba, pas dia tau kalau gue babak belur sama cowoknya,” sarkas Omen masih kesal dengan kejadian tadi pagi. Rimba menatap tajam Omen yg baru saja berbicara.
“Udah Men, jangan ngegas mulu, tau aja Cinta lagi males kali liat Rimba,” kata Adenan.
“Tapi kok gue yakinnya dia di apa-apain ga?” celetuk Beye kepada teman-temannya yg langsung saja menatapnya.
“Wah, bisa juga tuh, kan biasanya dia suka natep Rimba lebih dari 3 detik walaupun dia kecewa abis-abisan. Nah ini? Apa lo berbuat sesuatu yg buat hati dia babak belur?” todong Zaky kepada Rimba yg diam tenang didekat Exel.
“Jangan digituin mulu, dia kan cewek, beda kuatnya sama Cowok,” kata Adrian memberitahu.
“Susah ngomong sama Rimba, gak akan didengerin, emang salah Cinta apaansih? Selingkuh?” sewot Omen sebal kepada Rimba bahkan cowok itu sampe mencengkeram baju Beye erat-erat saking gemasnya itu.
“Lo gak belajar dari hal kemarin ya?” suara seseorang membuat mereka mendongkak kan kepalanya. Disana ada cewek dengan tampang datar menatap anggota inti geng Brandal Biantara.
“Ra, lo sendiri kesini?” kata Beye tak ingin keadaan jadi seperti ini.
“Mata lo buta!” kata Mora.
“Lo mau ngapain kesini?” tanya Beye lagi.
“Lo semua dipanggil ke ruangan kepala sekolah.” mereka saling tengok. “Lah? Kita salah apaan sampe dipanggil?” tanya mereka kepada Mora.
Mora mendengus. “Lo gak tau? Ada acara Penyambutan,” dingin Mora.
“Penyambutan apaan?” tanya Adnan.
“Kematian lo,” sarkas Mora.
Adnan mengerucutkan bibir. “Jahat banget lo Ra,” kata Adnan.
“Tapi tadi lo mau ngomong apa sama Rimba?” Omen ini benar-benar racun memang. Sengaja-sengaja Beye mengalihkan topik dengan lainnya cowok satu itu malah membahasnya. Mora menatap malas.
“Ditunggu.” kata Mora lalu berlalu pergi darisana.
“Anjing lo Men, utung aja Mora keburu males, kalau di jawab? Ada sesi tegang nanti disini,” tunjuk Adrian kepada Omen cowok itu malah tertawa. “Bagus dong, biar yg dideket Exel sadar,” sindirnya Omen ngakak.
“Memang Ya? Gak ada adab si Omen,”
“Tapi gue juga penasaran sih apa yg mau Mora bilang,” kata Beye ikut-ikutan.
“Adik lo itu memang M
misterius abis El,” ucap Zaky.“Tapi Pak Bos tau dong, apa yg mau cewek barusan bilang? Belajar dari hal kemarin itu apa Rim?” tanya Adnan kepada Rimba hingga cowok itu terdiam.
“Mendingan ke ruangan mepsek,” kata Rimba bangkit.
“DASAR! NGALIHIN TOPIK AJA LO!” ujar teman-temannya.
****
“Jadi bapak mau Kita jadi bodyguard gitu?” kata Adrian tak percaya.
Pak jin menatap mereka. “Kenapa? Bukannya badan kalian ini besar-besar ya? Bagus kan jaga-jaga tempat?” kata Pak Jin membuat mereka mengalihkan tatapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIMBA ( TAMAT )
عشوائيRimba Altar Negara, cowok berbandana hitam di kepalanya dengan ekspresi sangar yang identik pada wajahnya. Cowok yg juga menjadi ketua geng dengan masa jabatan dua tahun karna penyerahan jabatan Angkasa yang dilakukan padanya secara mengejutkan. Ri...