25. BANDANA BERWARNA HITAM

13.3K 895 95
                                    

jejak kalian semuanya.

Maap kalau ada typo bertebaran.

25. BANDANA BERWARNA MERAH

“Kenapa tuh cowok bisa ngomong gitu? Gue kan jadi bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa tuh cowok bisa ngomong gitu? Gue kan jadi bingung. Dia gak tau apa kalau gue tuh ngerasa.. Baper!” keluh perempuan itu dengan mencak-mencak.

“NYEBELIN!”

Sepulangnya ia dari rumah Rimba, hal itu membuat kesan berbeda dari dirinya. Sungguh Rimba  mengatakannya dengan sangat serius. Cemburu? Laki-laki itu cemburu dengannya? Bagaimana bisa? Dan kenapa? Apakah Rimba menyukainya? Ya ampun. Pikirannya bercabang kemana-mana. Bagaimanapun jangan salahkan pikirannya. Yg harus disalahkan adalah Rimba. Kenapa mengatakan hal tersebut? Dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa.

Cinta mendengus, lalu membuka gerbang rumahnya. Sebelum itu sebuah suara terdengar dibelakangnya. “Cinta!” panggil laki-laki dengan jaket berwarna hitam itu.

Cinta menoleh. “Apa?”

“Gue bawa bakso lo mau gak?” tawar Reza dengan senyuman manisnya.

“Buat gue? Bukan buat bokap atau nyokap lo?” tanya Cinta bingung.

Reza menggelengkan kepala. “Enggak, gue inget lo pas beli ini. Nih, ambil aja. Gak usah malu lo sama sahabat sendiri,” kata Reza dengan ekspresi kesalnya itu. Cinta mendengus. “Ya selo, gak usah ngegas,” ucap Cinta.

“Serah gue lah. Darimana lo? Jam segini baru balik!” kata Reza sambil melihat jam yg menunjukan jam 6.

Cinta mencibir. “Lama-lama lo kayak Mora tau, gak. Berisik!” kata Cinta lalu merebut kantong keresek berisikan bakso itu.

Reza terkekeh. “Gimana kabar Mora? Gak pernah gue liat dia lagi udah hampir 2 tahun,” ucap Reza.

Cinta memutar matanya. “Lebay,”

Reza menempeleng kepala Cinta. “Yee gue kan berkata, jujur Cin! Kita kan dulu besprend,” ucap Reza dengan alaynya.

Cinta mendengus. “Yg lo pernah anterin gue itu, rumah Mora. Makanya jangan sok sibuk lo jadi orang. Gue aja gak punya nomor lo Bego!” terang Cinta. Reza tertawa.

“Bisa bahaya, kalau gue kasih nomor telfon gue ke lo Cin, bisa berabe,” ucap Reza membuat halis Cinta mengkerut.

“Lah? Kenapa? Emang gue polisi, buronan atau paling par-”

“Taruhannya, nyawa cin. Gak akan tau lo mah!” ada nada keseriusan didalam nada bicara Reza. Cinta nambah penasaran dengan ucapan asal dari Reza itu.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang