15. PEMBUNUH BAYARAN

14.2K 975 44
                                    

15. PEMBUNUH BAYARAN

ASSALAMUALAIKUM ANAK-ANAK SMA BIANTARA YG IBU CINTAI DAN HORMATI

MAAP MENYITA WAKTU ISTIRAHAT KALIAN, IBU HANYA MEMINTA WAKTUNYA SEBENTAR UNTUK MENYAMPAIKAN SESUATU KARNA ITU DIMOHON UNTUK BERBARIS RAPI DILAPANGAN UNTUK MENDENGAR PENGUMUMAN SOAL KEMPING NANTI

Pengumuma itu membuat mereka langsung berlarian kearah lapangan.

Rimba dkk kini sudah berada tepat diantara barisan sana. Menatap kedepan. Menunggu yg lainnya. Zaky memandang kesal. kenapasi sekarang-sekarang banyak sekali pengumuman?

"PANAS NIH PAK! BURUAN ELAH!" seruan para anak-anak laki-laki menggema disana.

Pak husen menatap tajam. "Diam. Anak perempuan saja tak berkomentar tapi kalian laki malah berkomentar! Inget kelamin!" katanya.

Adrian bersiul. "INGET LAH PAK!"

Beye mengangguk. "NAH KALAU ENGGAK INGET! Pasti udah jadi banci kali pak kayak si Adnan!" kata Beye membuat seisi murid dilapangan tertawa ngakak. Adnan menatap tajam.

Rimba menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar itu. "SETAN LU!" balas Adnan.

Zaky mendadak diam. Lalu melirik Adnan. "WOI! Zulaeha! Si Adnan minta balikan!!" tak disangka hal itu membuat seruan lagi.

"Cieeeeeee jeje...." seru mereka.

Sumpah. Kenapa Adnan yg harus dibully si? Ada bangsat-bangsatnya memang temenan sama mereka itu!

"AWAS LO! bohong je! Gue enggak minta balikan! Cuman masih sayang,"

Gelak tawa sudah terdengar kembali disana. Sifat-sifat dari anak-anak anggota inti geng Brandal memang sangat menghibur. Rimba hanya tersenyum tipis.

Pak husen menggeleng-gelengkan kepalanya. "Benar-benar kalian ini. Masih kecil udah cinta-cintaan," kata pak husen.

Adenan maju kedepan. Menatap pak husen yg bediri diatas tempat pembina untuk upacara.

"Pak-pak!" panggil Adenan. Teman-teman lainya menatap adenan.

"Apaan kamu?"

Adenan tersenyum. "Tau gak pak! Yg bapak kira anak kecil ini! Bisa LHO buat anak kecil," kata Adenan langsung ngacir kepunggung tegap Rimba saat Pak Husen berancang memukulnya.

Tawa dan seruan terdengar kembali. Pak husen hanya mampu bersabar dengan tingkah laku mereka itu.

"Musen lo!" kata Adrian.

"Maapnya pak! Mesum," kata Beye.

"IYA ITU!" kata Adrian. "Pak! Buruan nih pak! Pegel pak! Mana saya udah capek juya ngejar-ngejar doi pak!" ujar Devan.

"DOI SIAPA? KAMU HOMO DEVAN!"

Teriakan pak husen membuat Devan terbelalak.

"Astagfirullah pak! Saya masih suka cewek. Doi itu singkatan dia orang istimewa pak. GITU! Lagian ni yak pak saya masih suka sama si rei-"

Exel melirik. "Bucin."

"Ah nanti juga lo, ngerasain,"

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang