31. PROBLEM

10.7K 631 37
                                    

31. PROBLEM

“Senyuman itu yg buat gue nyaman tapi kalau gue jadi penyebab senyuman itu hilang? Apa bisa gue mengatasi ketidaknyamanaan ini?”— Rimba Altar Negara.

Hubungan Cinta dan Rimba sudah sebulan berlalu. Hari-hari penuh kenangan disimpan baik oleh keduanya, julukan pasangan goals sudah didedikasikan untuk mereka berdua. Pasangan fenomenal disekolah SMA biantara. Bagaimanapun, kejadian mereka berpacaran sepertinya menimbulkan efek besar hingga Hubungan Cinta dengan Rimbalova malah erat, bahkan mereka menyetujui hubungan idola mereka.

Rimba terus saja memainkan rambut perempuan itu. “Shampo yg kamu pake apa sih? Kok wangi?” tanyanya.

“Shampo kuda!” ujar Cinta terkekeh.

“Oh.... begitu!” angguk-angguknya.

Cinta tertawa. “Lucu banget sih. Aku bikin bekel lagi, buat kamu,”

Rimba menatap manis. “Ah, pacar aku manis banget sih, mana bekelnya?” tanya Rimba kepada Cinta, mereka berada ditaman SMA biantara.
“Ada di tas. Nanti aku bawain kekelas kamu,” ucap Cinta lalu membereskan buku-bukunya.

“Kita kekelas kamu aja,” usulnya.

“Gak pa-pa?”

“Memang kenapa? Kamu takut aku di marahin lagi sama Mora karna pacaran lagi disana?” kekehnya. “Makanya Cin. Kamu cariin sana jodoh buat Mora. Kasian jadi gitu,” Cinta menatap Rimba disertai gelengan kepala.

“Kamu aja. Katanya punya kakak! kenalin lah!” ledeknya.

Rimba tersenyum. “Iya, juga ya.”

“Tangan kamu udah baikan?” tanya Cinta menunjuk tangan Rimba.

“Lumayan,” kata Rimba kepada Cinta.

Cinta mendengus. “Makanya, jangan tawuran. Suruh siapa sih? Kan jadi gini. Aku marahin juga nih temen-temen kamu!”.katanya membuat Laki-laki itu terkekeh gemas.

“Kamu lupa? Bahkan kamu udah marah-marah dimarkas, bukan cuman marahin aku tapi kamu marahin anak-anak disana karna pada babak belur,” peringatnya membuat perempuan itu mencibir. Memang, lusa kemarin mereka atau anak-anak Brandal mulai kembali tawuran, mengakibatkan mereka luka-luka hingga babak belur.

“Beneran jadi Ibu Brandal kamu. Jadi seneng deh aku,” kata Rimba.

Cinta menatap Rimba. “Tanpa harus jadi ibu juga aku bakal simpati. Bahkan aku udah sayang sama mereka, mereka aja yg gak sayang!” kesalnya.

“Ngerajuk nih?” tanyanya. “Mereka sayang kok sama kamu. Mau tau gak kenapa kita tawuran?” ucap Rimba.

Cinta menoleh. “Gara-gara apa?”

Rimba berdehem. “Jangan marah dulu janji,”

Cinta nambah penasaran. “Apa coba?”

“Janji dulu lah. masa engga?” ucapnya. “Yaudah iya. janji,”

Rimba menampilkan wajah datar. “Gara-gara anak-anak geng sebelah ngejelek-jelekin kamu, bahkan mereka ngomong yg vulgar tentang kamu. Aku gak bisa tahan, apalagi kamu adalah urusan aku sekarang Cin. Anak-anak aja marah, mereka bahkan langsung nyerang tanpa aku suruh!” ucap Rimba jujur. Ia mengepalkan tangannya ketika mengingat ucapan-ucapan mereka tentang Cinta.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang