37. SAMPA PADA DITITIK TERENDAH

5.9K 542 184
                                    

37. SAMPAI PADA DITITK TERENDAH

"Ujian bikin kepala gue mumet tau gak njing?" Keluh Omen.

"Berasa mau jadi dokter gue. Hapalin sana sini!" tambah Beye.

"Okelah kalau materi yg dipelajari ada? Nah ini? Pengen tah hiih! Sebel gue, bangsat memang!" sebal Omen lagi.

"Kalau lo belajar dari kelas 10. Pasti tau materinya,” ucap Exel savage.

"Ya Allah Xel. Omongan lo ngena banget ke ulu hati gue," sebal Beye dengan bibir yg mengerucut.

"Memang nilai lo berapa?"

"45 anj kan?"

"45???? SERIUS?" pekik Adnan kepada Omen. Omen membalas tajam.

"Jangan kayak orang pinter lo deh nan, nilai beda 5 aja bangga nya minta ampun lo njing," soal ngegas mengegas memang Omen juaranya.

Rimba menggeleng. "Gue yg dapet 40 aja biasa aja heboh lu," cetus Rimba.

"LU DAPET YG TURUN DARI OMEN? OMOOOO HYUNGG KAMU APA APAAN?" teriak Zaky kepada Rimba.

"Gue gak tua goblok!" kata Rimba.

Zaky dan lainnya tertawa mendengar ucapan Rimba. "Si Devan mana sih?"

"Palingan lagi ngerdusin si Reina, biasalah penjuang cinta," beritahu Adrian.

"Kayak lo?" sahut Adenan.

"Lo juga bego!"

"Malah ribut. Mendingan dugem yu ah!" ajak Beye. "Pala Bapak lu dugem!" sinis Omen kepada Beye.

"Anjing hormon lo berubah ya Men? Omongan udah kayak Ibu-ibu ngegosip!! Nyinyir abis!" geleng Adnan.

"Omen itu gak ada akhlak ditambah lagi punya pacar yg minus akhlaknya mau begimana coba letak kesembuhannya? Yg ada pada gelooo," kata Adrian tertawa lepas. Omen menendang kakinya.

"SAKIT SAMSUDIN!"

"Ngomong ngomong, gimana sama Lomba lo Xel?" tanya Rimba pada Ex.

"Biasa aja," singkat Exel lalu menatap buku nya kembali cuek.

"Mampus dicuekin," kata Omen. "Kalau dicuekin gak akan bales dodol!" gemas Beye.

"Diem napa Ye. Lo mau apa gue tampar?"

"WOI! WOI! WOI!" Seruan dari arah depan membuat mereka serempak menatap kearag sana. Disana ada Devan dengan muka serius, sepertinya cowok itu membawa berita yg akan ia sampaikan kepada mereka. Dengan jalan terburu buru Devan mengambil posisi duduk tepat disebelah Rimba.

"Lo semua tau gak kejadian heboh yg baru beberapa menit lalu gue saksiin?" ucap Devan. Benarkan, mereka memang tak salah duga.

"Ya enggak tau lah. Orang kita lagi ada disini," jawab Adenan kesal.

Devan menjentikan jarinya. "NAH! Karna itu lo semuaaaaaa harus tahu!"

"Ada apaan emang?" tanya Ael.

"Lo tau, Cinta ditembak sama Andre anak taekwondo!"

"MAKSUD LO?!" Rimba berdiri dari posisi duduknya. Dia menatap tajam cowok yg berada dihadapannya.

"Gue beneran serius. Si Andre yg jadi musuh kita sekarang," kata Devan.

"Wuahh bener-bener ini mah, Terus itu si Cinta nerima?" mendengar ucapan Omen Rimba mendelikan mata.

"Kalau soal itu mendingan lo tanya aja sama Cinta. Karna dia belum ngasih jawaban. Dia malah pergi gitu aja," kata Devan lagi lagi membuat tangan Rinba mengepal erat.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang