11. SEBUAH TAWA INDAH

17.4K 1.2K 22
                                    

11.  SEBUAH TAWA INDAH

“ASTAGFIRULLAH! Adrian! Makanan gue lu kemanain?”

Adrian terkekeh. “Ada kok. Masih ada. Cuman lagi proses jadi tai,” balasan Adrian membuat Rimba memukul kepala Adrian.

“Tai-tai. Ucapan lo bisa jaga dikit?!” sangar Rimba membuat Adrian menggaruk tengkuknya. “Maap kan beta kakak,” celetuk Aden.

Mereka tertawa, lalu suara perdebatan dua orang manusia dikantin itu membuat Rimba dkk menolehkan kepala mereka. “Itu kan bebep gue. Kok ribut sama Binka si den?” tanya Adrian. “Ngaku-ngaku najis. Lagian pastinya bebep gue yg dapet. Bukan bebep lo,” sinisnya membuat Adrian langsung menggebrak meja kantin.

Brakkk. “LO JUGA ngaku-ngaku YA ANJING. LAGIAN GUE PERCAYA KALAU KARIN YG MENANG,” debat mereka berdua.

Adrin menatap tajam Adenan dan begitu pula sebaliknya. Aneh Juga, yg ribut siapa yg heboh siapa. Mungkin efek dari kebucinan batin Adnan berseru tanpa diminta. bagaimanapun Adnan memang mengetahui sifat mereka yg seperti anak kecil.

Mereka memang kekanak-kanakan. lagian kembar, jadi sifat hampir sama. Rimba cukup diam dengan Exel disampingnya. Masa bodo dengan perdebatan mereka yg tak bermutu.

Adrian menatap Adenan. “Tuh liat. Si Binka kalah bacot,” puasnya memandang Adenan.

“Bacot digedein. Tenaga sama nyali baru gedein,” jawab Aden tak terima.

Omen menatap mereka berdua. “Kok gue ambigu ya?” celetuknya.

“Mesum banget, masih siang ini gustiiiiiii,” beritahu Zaky membuat Omen terkekeh.

“Makanya jangan omongin yg gede-gede. Gue kan normal jadi pikiranku bisa sampai sana,” alasan Omen.

“Diem deh,” sentak mereka berdua.

“WOI SADAR LO BERDUA! YG RIBUT SI BINKA SAMA SI KARIN BUKAN ELO BERDUA! Pusing punya temen nggak ada akhlaknya,” ucap Beye itu.

“Diem ya anjing. Gak usah ikut-ikutan,” melotot Adrian padanya.

Rimba memutar mata. “Liat mereka liatin lo berdua bego. Suara kecilin,” desis Rimba.

“Apa nya yg dikecilin?” sahut Omen.

Zaky menonjok Omen. “Pikiran lo nambah kesini nambah. KARASUKAN SAYA SIA. IYEU SAHA!”

“Aink maung,” balas Omen. Mereka tertawa.

“KEMBALI KE LAPTOP,” pekik Adrian.

“Semuanya kalah kalau sama princess Ael mah,” ujar Devan itu membuat mereka menoleh kearah sana dan benar saja tak ada keributan yg terjadi.

Ael melirik malas mendengar ucapan Devan. “Kan sama kayak dia. Sangar,” ucap Zaky menyahut.

Rimba mengangguk mengiyakan. Memang Mora sama seperti Ael. Lalu dengan kecepatan tiba-tiba terdengar lah teriakan Karin membuat mereka langsung menoleh pada meja yg berisikan keenam Cewek-cewek cantik itu. “EH RIMBA! CINTA SALAM NIH!” teriaknya pada Rimba dibalas sorakan teman-teman Rimba.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang