26. PESTA BRANDAL : Aku, kamu, dan masalah hati

13.3K 876 109
                                    

26. PESTA BRANDAL : Aku, kamu, dan masalah hati

Hati gak pernah butuh waktu buat jatuh cinta, sekarang. Jika berkehendak lo bisa merasakan apa itu jatuh cinta,” — Mora Agtasya Aldeson

“Apa kabar, Ra?” tanya Reza dengan senyuman lebar menghiasi bibirnya.

“Rabun lo gak bisa liat keadannya,” perempuan dengan rambut tergerai indah itu menyahut ucapan Reza. Reza langsung saja menatap tajam kearah Cinta. Perempuan ini merusak suasana saja.

“Diem lo!” balas Reza. “Ye dasar fuckboy lo. Lo lagi ngalus kan sama Mora? Gak mempan lo sama Mora mah, muka pas-pasan aja belagu. Ada yg lebih ganteng yg deketin Mora! Bakal kalah lo!” ucapnya dengan bibir monyong-monyong. Perempuan itu seolah-olah mengatakan bahwa Reza bukan apa-apa dengan laki-laki yg mendekati perempuan itu.

“Mulut lo. Muka gue oke kok. Banyak tuh disekolah gue yg ngejar-ngejar!” katanya protes keras.

“Gitu aja bangga, prestasinya apa lo disekolah?” tanya Cinta.

“Gue kapten basket. Gue menangin kejuaraan aja!” balasnya sengit. Merasa perempuan yg selalu ia bantu ini merendahkannya. Menyebalkan sekali jika mengingat perkataan perempuan itu barusan.

“Cum-”

“Kenapa ribut sih?” Mora menatap kesal mereka.

“Ya dia Ra yg duluan. Rendahin gue!” tunjuknya kearah Cinta yg bersebelahan dengan Mora. Mora menghela nafasnya. Bukannya pertemuan mereka baik-baik saja, ini malah terjadi adu mulut. Dan itu karnanya, menyebalkan sekali.

“Udah deh. Kita kesini mau reuni kan?!” ucap Mora.

“Iya juga,” balas Mereka.

“Udah pesen makanan belum?” tanya Reza. “Belum. Lo pesen sana ke tukang satenya!” titah Cinta.

Reza menatap sewot. “Untung cewek lo Cin! Kalau bukan gue gibeng lo daritadi!” matanya lalu bangkit untuk memesan sate. Mora menggelengkan kepalanya.

“Ribut mulu lo. Bukannya akur?!” kata Mora. “Kan ada lo Ra! Dia jadi berubah gitu, lo mau tau gak? Dia masih suka sama lo, Cinta mati kayaknya,” godanya mengerlingkan mata kearah Mora.

“Dasar lo!”

“Makanya gue bilang gitu barusan biar dia sadar posisi. Supaya enggak terlalu sakit pas tahu lo sama bang Angkasa, Ra,” Mora langsung membulatkan matanya kala mendengar ucapan Cinta. Perempuan ini menyebalkan sekali?! Mora kan tidak ada apa-apa dengan Angkasa. Mengesalkan sekali. “Gue enggak deket sama dia. Jangan ngarang lo!” kesal Mora mencebik.

“Yayaya... Percaya gue sama lo!”Gl godanya.

“INI MAKANANNYA!” Reza berteriak sambil membawa nampan berisikan tiga piring sate yg menggiurkan.

“Wahh! Enak banget ini!” ucap Cinta langsung merebut piring itu.

“Rakus lo! Pelan-pelan napa. Kalem dong kayak Mora, masih aja bar-bar,” dumelnya yg diabaikan oleh perempuan itu yg kini sedang memakan satenya dengan lahap.

“Lo bayarin?”  bertanya. “Iya lah. Gue kan laki, masa lo pada yg bayar. Gak gentle banget,” jawab Reza menyuapkan satenya kemulutnya.

RIMBA ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang