Mimpi Yang Tertunda

67.4K 7.5K 1.4K
                                    

Hari demi hari telah berlalu, membuat Davina harus terus bersikap seolah tidak terjadi apa-apa sejak kejadian dimana mulut ember Kevin hampir saja membocorkan semuanya.

Tanpa terasa kandungan Davina telah berjalan 2 bulan, dan ia semakin dibuat panik karena pihak LTMPT mengundur pengumuman SBMPTN.

"Semoga lolos plis, biar aku bisa jaga anak ini." batin Davina seraya mengoleskan lipcream di bibirnya.

"Huh, ayo, Dav, semangat. Hari ini pengumuman."

Tangan Davina terulur untuk mengambil tas selempang Channel miliknya yang ada di atas ranjang.

Rencananya hari ini Davina akan pergi ke dokter kandungan untuk kedua kalinya, ia ingin memastikan bahwa kandungannya baik-baik saja.

"Kayanya ajak Kevin aja deh biar gak kaya orang ilang," gumam Davina melangkah keluar dari kamar.

"Dav, mau kemana?" tanya Rajendra yang kini tengah berdiri di anak tangga pertama dan memegang sebuah map berisi dokumen-dokumen kasus baru yang akan tim GOJA urus.

"Mau keluar sebentar, eh ini kasus baru lagi?" tanya Davina mengalihkan pertanyaan Rajendra.

Rajendra mengangguk. "Iya, biasa. Pembunuhan karena hutang."

Davina menyunggingkan senyum tipisnya, "Makin gila manusia jaman sekarang kalo bunuh orang."

"Sama kaya lo. Sembarangan potong lidah orang!" timpal Rajendra memasang senyum smirk khas miliknya.

"Aje mau dipotong lidahnya?"

"Mau, tapi jangan pake pisau,"

"Terus?"

"Pake lidah lo di dalem sana." jawab Rajendra enteng.

Pyash!

Dengan entengnya Davina melesatkan cubitan mautnya ke pinggang Rajendra.

"Hahaha, lo belum jawab pertanyaan gue. Lo mau kemana?" tanya Rajendra, lagi.

"Mau keluar Aje sayang, sebentar doang kok ke rumah Lukas mau ijin off dari SFC." jawab Davina.

"Kenapa?" Rajendra menautkan kedua alisnya.

"Kan hari ini pengumuman SBMPTN, kalo aku lolos otomatis aku kuliah di Bali. Jadi aku gak bisa urus SFC."

Terlihat Rajendra menghela nafas beratnya lalu menggembungkan kedua pipinya, "Huft."

"Cie yang bakal kangen sama aku,"

"Hahaha makanya gak usah aneh-aneh pake acara belum siap punya anak." ledek Davina menoel dagu suaminya.

"Gue ngelakuin itu karena ada alasannya, Dav." ucap Rajendra membela diri.

Mendengar hal itu Davina hanya bisa memasang senyuman tipisnya, dan enggan membahas hal itu.

Toh, percuma saja ia sudah hamil dan hal itu sudah tak bisa diganggu gugat.

"Hahaha ya udah aku berangkat dulu,"

"Oh iya, Je, pinjem mobilnya ya!" teriak Davina dari arah garasi.

"Iya." jawab Rajendra sedikit berteriak, lalu melangkah ke kamar dan memikirkan rencana penyerangan untuk kasus barunya.

*****

Selama perjalanan Davina terus memikirkan nama untuk anaknya kelak.

"Apa ya nama yang bagus?"

"Kalo cewek mmmm Selena. Ck! Gak bagus!"

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang