Teeettt... Teeettt...
Tepat di jam 09.15 bel istirahat berbunyi di SMA Lentera Bangsa dan seperti biasa seluruh murid berbondong-bondong keluar kelas dengan penuh suka ria untuk menuju kantin dan memanfaatkan waktu istirahat yang ada.
Begitu juga dengan seorang siswa tampan di kelas 12 IPA 1 bernama Rajendra Yudha Dirgantara atau yang sering disapa Aje oleh orang-orang terdekatnya kini tengah melangkah keluar kelas menuju kantin.
Ketiga manusia itu berjalan beriringan berjejer memenuhi koridor tanpa dosa. Dan sepertinya pemandangan seperti ini sudah lumrah terjadi si sekolah itu. Buktinya banyak siswa yang terlihat santai saja tak mengomel dan justru mendahului mereka bertiga melalui sisi kiri tanpa permisi.
"Gue gak ngerti materi apa-apa anjir tadi di kelas." gerutu Kevin Gevano, teman sebangku Rajendra.
"Makanya ni rambut dipotong dulu biar ilmunya cepat masuk ke otak. Orang rambut lo aja udah kaya sarang burung, yang ada ilmunya nyangkut di rambut terus ilang ketiup angin." jawab Rivo Andrean yang juga menjadi salah satu teman dekat Rajendra.
Kevin mendorong kepala Rivo dengan begitu mudahnya dan tanpa rasa bersalah. Tak ada rasa sakit hati di antara mereka berdua karena mereka selalu seperti ini jika bercanda, mereka tak pernah memasukkannya ke dalam hati.
"Gini-gini gue wakil mayor di GOJA." ujar Kevin membanggakan diri.
Yaps, GOJA singkatan dari GANG OF JAGUAR AARDWOLF. Suatu organisasi mata-mata yang Rajendra, Kevin, dan Rivo bentuk. Bermula dari Kevin yang dulu memata-matai mantan kekasihnya yang selingkuh di belakangnya. Dan kini GOJA sudah berkembang pesat memiliki lebih dari 300 anggota yang terdiri dari siswa SMA yang didominasi siswa laki-laki dari beberapa SMA di kota Jakarta ini.
Mereka bertiga adalah pilar utama di dalam GOJA. Dimana Rajendra menjabat sebagai mayor dan ketua seluruh tim, Kevin dan Rivo sebagai wakilnya.
"Dih pegang petasan aja meledak di tangan." sarkas Rivo.
"Hahahaha." tawa mereka berdua.
Menyadari ada yang berbeda dari gerak-gerik sang ketua GOJA yang sedari tadi hanya diam saja tak ikut tertawa bersama, Rivo berinisiatif untuk menanyakan apa yang terjadi kepada Rajendra.
"Kenapa, Je? Ada job lagi?"
Rajendra melirik ke arah Rivo di sela-sela langkahnya menuju kantin. Banyak siswi melihat ke arah Rajendra dengan penuh damba.
Tubuh Rajendra yang tinggi dan memiliki wajah yang tampan, rambut berwarna hitam agak kecoklatan, dan juga sorot mata yang tajam menambah pesona seorang Rajendra di mata para siswi di sekolah ini.
"Iya, Je, dari tadi gue perhatiin lo diem terus. Bisu lo?" interogasi Kevin.
Tampaknya Rajendra enggan untuk menjawab pertanyaan teman-temannya saat ini. Ia rasa di sini bukanlah tempat yang tepat untuk memberi tahu teman-temannya tentang apa yang ada di pikirannya saat ini.
"KAK JENDRA!!" histeris adik kelas Rajendra yang sudah menunggu kehadiran Rajendra di kantin sedari tadi.
Rajendra memang bisa dibilang hits dan terkenal di sekolahnya, namun popularitasnya masih kalah jauh dari geng pembuat onar di sekolah ini yang anggotanya didominasi oleh siswa tampan.
Rajendra, Kevin, dan Rivo pernah ditawari untuk masuk dan menjadi anggota dari geng tersebut namun mereka bertiga menolak tegas karena mereka malas berurusan dengan geng VOZCA yang selalu membuat keributan.
"Eh gantian dong! Aaa! Kak Kevin, gitu. Bosen gue Kak Jendra mulu." pinta Kevin kepada adik kelas yang meneriaki nama Rajendra tadi.
"Idih! 50ribu dulu baru kita panggil nama Kakak." balas adik kelas yang justru memalak Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
RomanceBagaimana rasanya harus menjadi seorang istri dari ketua organisasi mata-mata yang tidak diketahui keberadaannya sama sekali oleh orang sekitar dan ditakuti oleh banyak komplotan pelaku kejahatan? Itulah yang dialami oleh Davina yang harus menikah d...