Malam harinya di apartemen terlihat istri dari sang ketua GOJA itu tengah sibuk memainkan ponselnya.
"Aje mau kemana?" tanya Davina saat ekor matanya menangkap Rajendra keluar dari kamarnya dengan pakaian serba hitam dan juga kunci motor yang ada di genggamanya.
"Gue harap lo gak lupa kesepakatan kita, Dav." ujar Rajendra memperingati istrinya.
"Tapi, Je, aku cuma nanya kamu mau kemana?" kata Davina jujur, karena bagaimanapun juga ia ingin tahu kemana suaminya itu pergi?
Rajendra menghela nafasnya dan memilih untuk keluar apartemen tanpa berpamitan kepada istrinya. Tak sadarkah Rajendra jika apa yang ia lakukan itu membuat istrinya khawatir dan bertanya-tanya?
Pria itu mengendarai sepeda motornya dengan begitu lihai, ia terus menyusuri dan membelah jalanan yang masih ramai. Kencangnya angin malam ini tak menurunkan niat dan semangat Rajendra kali ini.
Sepeda motor ninja milik Rajendra terus membelah jalanan malam ini dengan begitu cepat, bahkan pria itu terlihat tak ragu saat menyalip beberapa truk yang ada di depannya.
"Maafin gue, Dav," batin Rajendra merasa sedikit bersalah karena tak mengindahkan pertanyaan Davina tadi.
Sepeda motor milik Rajendra kini telah membawanya tiba di depan rumah Rivo dimana markas yang biasa digunakan tim GOJA berada.
Malam ini Rajendra putuskan untuk mengadakan rapat di markas sepeti biasa untuk membuat strategi penangkapan terhadap Suraji.
"Nah ini yang ditunggu-tunggu," seru pria berbadan kekar dengan jambul khasnya, Wahyu.
"Je, cepet masuk ada yang mau kita sampein." kata Jefri. Wahyu dan Jefri sengaja menunggu kehadiran Rajendra di garasi mobil.
Rajendra terlihat menganggukkan kepalanya sembari melepas helm full face yang ia kenakan. Rajendra mengernyitkan alisnya saat melihat banyak sekali gadis yang berkumpul di teras rumah Rivo.
"Siapa mereka?" tanya Rajendra kepada Jefri, gadis-gadis itu terlihat tidak asing di mata Rajendra. Yaps, Rajendra ingat mereka adalah anak-anak satu angkatannya di sekolah.
"Ada, nanti kita jelasin di dalem." jawab Jefri mendorong bahu Rajendra.
Tanpa ba-bi-bu Rajendra segera melangkah masuk ke dalam markas dan ternyata semua anggota kini sudah datang dan berkumpul.
"Gue minta absen penyerangan kemarin." kata Rajendra dengan tegas.
Ketua dari masing-masing tim pun memberikan selembar kertas putih kepada Rajendra yang berisi absen dari anggota timnya.
Bibir Rajendra terangkat dan membentuk senyum smirk-nya saat mengetahui ternyata banyak sekali anggotanya yang tidak hadir dalam penyerangan yang dilakukan tim GOJA kemarin.
"Alasan mereka?" interogasi Rajendra.
"Pacar." jawab ketua tim secara serempak.
Rajendra mengangguk, sorot mata tajam yang ia miliki seolah memiliki arti tersirat di dalamnya. Tatapan mata yang seolah berkata bahwa Rajendra akan membunuh mereka yang kemarin tidak ikut turun ke lapangan bersama tim.
"Bawa mereka ke hadapan gue. Do!"
Seluruh ketua tim mengangguk, mereka menarik semua anggota timnya yang nama-namanya ada di dalam kertas putih itu.
Rajendra yang terkenal akan tatapan tajamnya dan juga tatapan mematikannya itu terlihat melangkah mendekat ke arah anggota timnya yang tengah berbaris untuk mendapatkan hukuman darinya.
"Gue gak bakal ngomong banyak kali ini,"
"Gue yakin sebelum kalian masuk tim ini kalian udah baca dan setuju sama semua peraturan tim GOJA."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
RomanceBagaimana rasanya harus menjadi seorang istri dari ketua organisasi mata-mata yang tidak diketahui keberadaannya sama sekali oleh orang sekitar dan ditakuti oleh banyak komplotan pelaku kejahatan? Itulah yang dialami oleh Davina yang harus menikah d...