Jahil

99.7K 11.2K 3.6K
                                    

Keesokan harinya di sekolah, terlihat suasana kelas di sekolah ini begitu ramai dan riuh karena guru-guru sedang ada rapat.

Hal ini dimanfaatkan oleh para siswa untuk tidur, bermain game, menonton film, ngebucin, dan juga ke kantin.

Di kelas ketua GOJA sendiri suasananya begitu pecah dimana semua meja dan kursi di letakkan di belakang kelas, dan mereka semua tidur di lantai.

"Je, kemarin A1 nawarin budget berapa?" tanya Kevin kepada Rajendra yang berbaring di sebelahnya.

"2." jawab Rajendra.

Rivo dan Kevin saling bertatapan. Mereka begitu bahagia mendengarnya.

"Tumben gede." puji Kevin mengerti apa maksud dari Rajendra.

"Iya lah gede orang target aja sekelas Suraji," timpal Rivo pada Kevin.

"Bisa beli BMW nih gue," ucap Kevin mengkhayal apa saja yang akan ia beli setelah mendapat komisi dalam kasus ini.

Rajendra terkekeh kecil sembari memainkan gunting milik sekertaris kelasnya yang tengah ia pegang.

"Je, lo kepikiran gak sih kalo Suraji tuh gampang ditipu." celetuk Rivo dibalas anggukan dari Rajendra.

"Gue juga mikir gitu. Karena Suraji tuh targetnya anak kecil." jawab Rajendra.

"Terus kalian pikir anak kecil yang bakal nipu Suraji?"

Plak!

Rivo menepuk kening Kevin dengan cukup kuat, "Bego banget sih lo!"

"Kita sendiri yang nipu Suraji. Kaya misalnya kita jebak Suraji dan kita kasih tau dia kalo misal di tempat ini banyak anak kecil nah nanti pasti Suraji bakal kesini dan kita bisa nyerang dia." jelas Rivo.

Kevin mengangguk paham, begitu pula Rajendra ia setuju dengan ucapan Rivo. Terlihat pria itu kini tengah memikirkan tentang rencana yang akan ia lakukan untuk menangkap Suraji.

Drrd drrd!

Ponsel Rajendra bergetar di dalam saku celananya. Ketua GOJA itu membuka ponselnya, seketika alis pria itu menyatu dan bertanya-tanya.

"Tumben Davina chat, Je?" tanya Kevin yang diam-diam mengintip pesan Rajendra.

Hal itu sudah biasa terjadi di persahabatan mereka, dimana mereka dengan senang hati saling terbuka satu sama lain tentang apa saja yang ada di ponsel mereka.

Davina
Aje?
Aje dimana?
Di kelas gak?

Rajendra
Iya

Davina
Aku boleh minta tolong?

Rajendra
Apa?

Davina
Sini ke depan

Rajendra
Ngapain?

Davina
Ke depan aja
Ke deket perpustakaan
Tas aku ada di genteng

Rajendra
?

Davina
Aje sini

Rajendra
Lo dimana?

Davina
Aku lagi di pohon

Rajendra
Ngapain, Dav?

Davina
Otw ke genteng

"Davina ngeri ya, Je, diem-diem cosplay jadi belalang kayu." ledek Kevin.

Rajendra terkekeh kecil, istrinya itu memang menggemaskan. Senyuman Davina mampu membuat jiwa seorang Rajendra merasa lebih baik sehabis melakukan penyerangan.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang