Keesokan harinya di rumah Davina, semua orang sudah siap untuk prosesi akad nikah Rajendra dan juga Davina.
Rumah Davina pun sudah selesai di dekorasi sejak tadi malam oleh orang suruhan Hasan.
Di kamar yang bernuansa putih inilah Davina tengah dirias oleh seorang MUA, Davina kenal siapa MUA ini. Ia sering melihatnya di televisi dan juga di acara fashion show, MUA ini juga yang menjadi make up artist para model.
Namun ada sesuatu yang masih mengganjal di hati Davina pagi ini. Dirinya sedikit ragu akan pernikahan yang akan ia jalani, pernikahan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Karena pada awalnya ia kira Rajendra akan menolak permintaan Dira namun ternyata dugaan Davina salah besar.
"Aku belum kenal Rajendra.." gumamnya dalam hati.
"Aku bahkan gak ngerti semua kode yang Rajendra kasih kemarin."
Davina menatap pantulan dirinya di cermin, bayangan dirinya memaksanya untuk overthinking mengapa Rajendra mau menerima permintaan Dira?
"Kamu cantik banget, gak usah pake make up aja udah kaya pake make up." puji MUA dengan rambut pirang sebahu itu.
Davina tersenyum tipis mendengarnya, memang banyak orang memuji kecantikannya. Namun hal itu tidak berlaku saat ia di sekolah, dirinya justru mendapatkan bully-an hanya karena kecantikan yang ia miliki.
"Calon kamu ganteng loh ngomong-ngomong, namanya siapa?" tanya MUA.
"Rajendra, Kak." jawab Davina.
"Rajendra Davina, nama kalian bagus banget. Tadi aku sempet briefing sama calon suami kamu di rumah dia, ganteng banget dia."
Senyuman Davina merekah namun senyuman itu adalah senyum palsu. Ada perasaan ragu yang begitu besar terbesit di hati Davina.
"Aku harus kenal Rajendra lebih dalam," batin Davina mantap.
Kini Davina sudah siap dengan balutan kebaya putih, dan siger sundanya membuat Davina terlihat semakin cantik di mata banyak orang.
Adat sunda, keluarga Davina pilih untuk pernikahan ini, karena mama Davina berasal dari Jawa Barat, sedangkan ayah Davina berasal dari Russia.
"Cantik banget kamu, Dek." puji kakak Davina yang bernama Gracia. Jarak usia mereka hanya terpaut 2 tahun saja, dan kini Gracia tengah menempuh bangku kuliahnya semester 4.
"Makasih, Kak. Maaf ya, Kak, aku ngeduluin kakak nikahnya." lirih Davina menatap nanar Gracia.
"Gak apa-apa, Dek, aku ngerti kok semua juga gak direncanakan sama kamu kan? Gak apa-apa kok aku doain kamu bahagia terus sama Rajendra." papar Gracia meyakinkan Davina jika dirinya sama sekali tidak keberatan jika harus dilangkahi olehnya.
Davina tersenyum manis, ia beruntung memiliki kakak seperti Gracia yang selalu mendukungnya dalam segala hal.
"Dav."
"Iya, Kak?"
"Sebentar lagi kan kamu UN nih, mau lanjut kemana rencananya?" tanya Gracia ingin tahu.
"Gak tau, Kak, aku ikut Rajendra aja. Kalo dibolehin kuliah aku bakal kuliah. Kalo gak dibolehin aku di rumah aja." jawab Davina dibalas senyum tipis oleh Gracia.
"Mama Papa bakal biayain kamu kok, Dek, kalo kamu lanjut kuliah." lanjutnya.
Davina hanya mengangguk dan tersenyum manis, ia memeluk sang kakak dengan erat. Mulai nanti malam dirinya tak akan ribut dengan sang kakak hanya karena sebuah bantal micky mouse.
"Dek, kalo kamu kenapa-kenapa telfon aku ya." pinta Gracia dengan memasang raut wajah risau dan juga memohon.
"Iya, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
Lãng mạnBagaimana rasanya harus menjadi seorang istri dari ketua organisasi mata-mata yang tidak diketahui keberadaannya sama sekali oleh orang sekitar dan ditakuti oleh banyak komplotan pelaku kejahatan? Itulah yang dialami oleh Davina yang harus menikah d...