Kobam

72.1K 8.5K 3.7K
                                    

Di bawah gemerlapnya lampu bar dan juga bisingnya suara musik disini, terlihat Davina terus melamun sembari menatap sang kakak yang kini justru memainkan ponselnya untuk mengabari kekasihnya.

"Mas," panggil Davina.

"2 botol." katanya.

"Dav, gak usah gila!" ketus Gracia melihat adiknya itu memesan 2 botol alkohol

"Kalo Aje marah gimana?"

"Biarin," jawab Davina santai.

"Ada masalah apa? Cerita."

"Aje, Kak. Dia minta buat aku gak hamil dulu." jelas Davina sembari menuangkan alkohol itu ke dalam gelas.

"Ya bagus dong itu juga keinginan kamu kan?"

Davina mengangguk. "Iya tapi dulu, dulu aku emang belum siap dan Aje justru ngotot dia bilang kalo dia udah siap tapi sekarang giliran aku udah siap malah dia bilang gak siap."

"Kakak gak minum?" tawar Davina menyodorkan segelas alkohol kepada Gracia.

"Segelas aja." ujarnya.

Davina terkekeh, "Hahaha lemah!" ledeknya.

"Aku bisa ngalahin kamu! Buktinya dulu aku menang habisin 8 gelas dan kamu cuma 3." sewot Gracia tak terima.

"Iya, iya terus habis itu tepar di hotel 2 hari karena takut dimarahin mama papa ya kan?" sanggah Davina mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman.

"Lagian nanti aku yang bawa mobil, aku gak mau celakain diri aku sendiri. Aku belum nikah." ujarnya yang mengundang gelak tawa Davina.

"Hahahaha masa kalah sama adik sendiri, aku udah gak perawan loh, Kak, udah berlubang." kata Davina menegak segelas alkohol yang ada di tangannya.

Gracia menatap ragu adiknya ini yang sudah menegak segelas alkohol, nampaknya Davina tengah memikirkan banyak hal hingga gadis itu mengajak dirinya ke bar.

"Hahaha enak gak berhubungan kaya gitu?" tanya Gracia.

"Enak, berasa di surga." jawab Davina.

"Halah!"

Davina kembali menegak gelas ke duanya, Gracia hanya bisa menatap adiknya dengan tatapan iba.

"Dav, aku tinggal sebentar ya temen aku dateng dia ketahan sama satpam gak bisa masuk." kata Gracia segera pergi meninggalkan Davina di table sendirian yang sudah terkulai lemas.

"Hmmm,"

Dengan kepala yang ia letakkan di atas meja, Davina terus menggumam dan maracau tak jelas. "Aku tau siapa Aje sebenernya hahaha!"

"Dia pikir aku bodoh? Dia pikir aku polos?"

"Hahaha dia kena tipu."

"Aku tau Kak Gracia, mama, papa tau tentang Rajendra dan tim GOJA. Hahaha dan kalian semua sembunyikan itu dari aku!"

"Hebat kalian,"

"Pasti nanti alesan kalian tuh gini kita gak bermaksud membunyikan ini dari kamu Davina. Ini permintaan Aje dan kita pikir bener juga permintaannya."

"Hahaha tai!"

"Aje minta aku buat jangan masuk ke ruang rapat. Hahaha emang aku sebodoh dan sepenurut itu?" gumam Davina sembari terus meneguk alkohol yang ada di genggamannya.

"Waktu itu aku masuk ke dalem ruang rapat dan liat banyak banget buku-buku dokumen kejahatan." papar Davina khas orang mabuk yang jujur namun ngelantur.

"Aje sialan! Almarhumah mama kamu kasih tau siapa kamu sebenarnya ke aku! Tapi dia minta buat aku diem dan pura-pura gak tau."

"Aje, sialan! Rajendra Yudha yang katanya ketua dari tim GOJA wih keren hahaha nyatanya dia gak tau kalo gue istri dia sendiri punya banyak mata-mata di tim GOJA!"

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang