Sudah lebih dari dua jam Davina menunggu Rajendra di parkiran fakultas teknik.
"Davina?"
Spontan Davina membalikkan tubuhnya dan menyadari bahwa salah satu senior memanggil namanya.
"Hai, Kak, udah selesai rapat sama panitia ospek yang lain?" tanya Davina.
Gadis berkacamata itu--Fahira--mengangguk seraya memamerkan senyum manisnya.
"Kamu udah mendingan?" tanya Fahira.
Davina mengangguk mantap. "Udah, Kak, makasih banyak ya tadi udah bikinin teh hangat buat aku."
Fahira terkekeh dan mengusap lembut bahu Davina,
"Kakak ngapain disini?"
"Nungguin pacar, hehe. Oh iya kata KAPRODI kamu udah nikah dan sekarang lagi hamil ya?" Fahira penasaran.
"Iya, Kak." jawab Davina ragu.
"Astaga kok maksain ikut ospek?"
"Siapa suami kamu? Anak Bintang Bangsa juga? Fakultas teknik?" tanyanya bertubi-tubi.
Davina menganggukkan kepalanya, ia tak akan menutupi hal ini dari siapapun.
"Iya, Kak, dia di fakultas teknik."
"Ah, siapa namanya?"
"Rajendra. Itu dia!" seru Davina melihat Rajendra melangkah beriringan dengan Kevin dan juga Rivo.
"Rajendra!" panggil Fahira meminta ketiga manusia itu untuk mendekat.
Terlihat tiga pria itu berjalan mendekat ke arah Davina dan juga kakak senior.
"Ini istri kamu dari tadi nungguin. Dia lagi hamil kasian nanti kecapekan, udah sana pulang terus pijitin istri kamu." ujar Fahira.
"Dia bukan istri saya, Kak." jawab Rajendra dan pergi meninggalkan Davina yang kini tersenyum tipis seraya memainkan jari jemarinya.
Fahira menatap iba Davina dan berusaha menenangkan Davina yang kini mulai berkaca-kaca.
"Je, kok Davina ditinggal?" teriak Kevin, pria itu segera berlari menghampiri Rajendra yang terus mengabaikan panggilannya.
"Je, woy! Tuli!"
"Itu istri lo! Kok lo kurang ajar si lama-lama!"
"Bukan urusan lo," sahut Rajendra.
"Oke, biar gue yang anter dia balik." kata Kevin berlari ke arah Davina.
Mendengar pernyataan Kevin, Rajendra hanya bisa berdiri bersandar di mobilnya sembari menunggu sahabatnya itu datang bersama Davina.
"Lo ada masalah apa sih, Je?" tanya Rivo kepada Rajendra yang sama sekali tidak memasang wajah berdosa.
"Kalo lo masih pusing pelan-pelan aja, Dav, jalannya. Gue bantuin kok."
"Hush! Udah gak usah noleh ke dia " celetuk Kevin menarik tangan Davina lalu membukakan pintu mobil Kevin untuk Davina.
Kebetulan Kevin memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobil Rajendra.
Bisa dilihat kini Rajendra tak berekspresi sama sekali, hanya ada wajah datar tanpa senyuman disana.
"Vo, duluan," teriak Kevin.
"Hati-hati, Vin!"
Setelah mobil Kevin melesat meninggalkan parkiran, Rajendra masih saja berdiri terdiam pada posisinya.
"Je, lo yang suaminya Davina masa Kevin yang peduli sama dia. Lo gak malu sama diri lo sendiri?" tanya Rivo.
"Gak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
RomanceBagaimana rasanya harus menjadi seorang istri dari ketua organisasi mata-mata yang tidak diketahui keberadaannya sama sekali oleh orang sekitar dan ditakuti oleh banyak komplotan pelaku kejahatan? Itulah yang dialami oleh Davina yang harus menikah d...