SENANDIKA [EKSTRA PART]

100K 6.5K 4.9K
                                    

🔥ANAK2 AYAH RAJENDRA WAJIB SPAM+RAMEIN KOMEN🔥

******

Kamu tau apa yang jahat dari kehidupan di dunia ini? Jawabannya adalah waktu. Ia akan terus berjalan, dan juga berganti tanpa memiliki belas kasihan kepada manusia.

Semua pun akan berubah seiring berjalannya waktu, mulai dari peradaban manusia, nasib seseorang, dan juga perasaan seseorang.

Sama halnya dengan anak-anak Rajendra yang kini telah tumbuh dewasa, begitu juga dengan anak-anak Rivo dan Isma.

20 tahun berlalu dengan begitu cepat, menyisakan banyak kenangan dalam kehidupan Rajendra.

Para penerus GOJA dan SFC kini telah tumbuh dewasa dan menginjak usia 20 tahun.

Dan pada sore hari ini tampaknya di taman samping rumah Rajendra, beberapa orang sudah berkumpul dengan pakaian senamnya.

Karena seperti biasa keluarga Dion, Dika, dan Reza akan mengadakan senam setiap sore di rumah Rajendra atas usul random dari Rivo.

Terlihat Rivo berdiri paling depan sebagai instruktur senam, dan yang lain akan mengikuti gerakan Rivo.

Alunan musik mulai terdengar, dimana musik itu akan mengiringi dan menjadi patokan hitungan senam sore ini.

"Satu, dua, tiga, empat." Rivo mulai menghentakan kaki dan juga mengayunkan tangannya sebagai pemanasan.

"Lima, enam, tujuh, delapan."

"Balik badan!"

Rivo mulai mengangkat kedua tangannya dan meliukkan punggungnya ke kanan dan ke kiri secara bergantian.

"Selesai,"

"Nah sekarang kayang." Ujar Rivo melakukan kayang.

Semua orang disini terlihat kebingungan dan bersusah payah untuk melakukan kayang atas arahan Rivo.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk Rajendra, pria itu justru berdecak pinggang dan menatap tajam ke arah Rivo yang masih melakukan kayang.

"Vo!" Panggil Rajendra dengan tegas.

"Apa?!"

"Kok kayang?"

"Senam apaan yang ada kayangnya?" Heran Rajendra.

"Senam ibu hamil." Jawab Rivo random.

Bugh!

Rajendra melayangkan sepatu olahraganya dengan penuh emosi ke arah Rivo.

"Ibu hamil mana yang disuruh kayang waktu senam, Rivo?!"

Rivo tertawa tanpa dosa, "Gue tuh baik sama kalian. Gue minta kalian buat kayang tuh biar punggung kalian lentur gitu."

"Lentur lentur gundulmu!" Gerutu Nira yang selama 20 tahun ini harus mengelus dada menyikapi semua tingkah laku Rivo yang seringkali membuatnya naik pitam.

"Hahaha, gue tuh gak mau rematik kalian kumat. Inget umur bapak-bapak ibu-ibu.." ujar Rivo tanpa dosa.

"Lo yang rematik kita enggak!" Seru semua orang.

"Ada cangkul ada itik.
Iya betul, Papa rematik." Celetuk Dion setuju dengan ucapan tadi.

"Saipul!" Panggil Rivo dengan berdecak pinggang dan memberikan tatapan tajamnya kepada Dion.

"Maju! Gantian!"

"Dika, Reza maju juga!" Perintah Rivo.

Dion menyengir kuda tanpa beban lalu menarik lengan Reza dan Senandika ke depan untuk menjadi instruktur senam.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang