Balas Dendam

104K 12.3K 7.2K
                                    

Hari demi hari terus berlalu hingga kini tibalah mereka di hari sabtu malam, waktu dimana banyak orang keluar jalan-jalan.

Namun hal itu tidak berlaku untuk Rajendra yang sibuk mempersiapkan diri untuk melakukan penyelidikan pertamanya pada kasus Suraji dan anak buahnya.

Rajendra memilih untuk melakukan penyelidikan malam ini dikarenakan ini adalah malam dimana banyak orang keluar untuk jalan-jalan dan mempermudah dirinya dan juga tim untuk melakukan penyamaran.

"Aje mau kemana?" tanya Davina dari ruang tengah pada Rajendra yang keluar dari kamarnya.

Davina melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 8 malam, Rajendra terlihat sangat tampan malam ini dengan mengenakan celana jeans dan hoodie berwarna hitam, juga sebuah tas berisi senjata dan peralatan lainnya yang ada di gendongan Rajendra.

"Ada urusan." jawab Rajendra dengan cepat.

"Urusan apa?"

"Poin ke enam." tegas Rajendra, pria itu menyempatkan untuk mendekati istrinya yang tengah duduk di sofa seraya menonton drama korea.

"Je, serius.." ucap Davina khawatir akan keselamatan Rajendra. Entahlah feeling-nya mengatakan jika Rajendra akan melakukan sesuatu yang bisa membahayakan nyawanya.

Rajendra menarik dan menggenggam tangan Davina lalu mengusapnya dengan lembut.

"Sebelum jam 1 gue balik." katanya dengan berlari keluar apartemen.

Davina hanya bisa pasrah dan berdoa semoga suaminya yang bernama Rajendra itu aman dan selamat.

"Mau ngapain coba malem minggu di kurung kaya gini?" gerutu Davina menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

30 menit sudah Davina merasakan jenuh dan bosan di apartemen, akhirnya ia putuskan untuk mengenakan jaket dan juga maskernya, gadis itu berencana untuk duduk di taman di komplek apartemen ini sembari menikmati terangnya malam ini, malam penuh bintang.

Di taman yang lumayan sepi, hanya ada beberapa orang disini. Davina duduk di kursi taman sembari mendengarkan musik dengan earphone-nya.

Srek srek!

Sontak Davina menoleh ke arah sumber suara untuk mengecek bunyi apa tadi dan ternyata tak ada apapun yang mencurigakan. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan mendengarkan musik seraya bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang sedang ia putar.

Hingga Davina merasakan ada yang mengamatinya dari belakang,

"Kok kaya ada yang liatin aku ya?"

Davina memberanikan diri untuk melihat ke belakang dan benar saja ada seorang pria berjaket hitam dengan topeng hitam menutupi wajahnya kecuali mata dan hidung.

"Pura-pura gak liat ah." batin Davina.

"Ih kok dia geser?" panik Davina berteriak dalam hati.

Davina bangkit dan mencoba tenang lalu mendekat ke arah keramaian berharap pria itu tidak akan mengikutinya, namun pada kenyataannya pria itu terus membuntutinya.

Gadis itu berakting seolah ia tidak tahu apa-apa dan terus berjalan kembali ke unit apartemennya.

Ia berhenti dan melihat ke belakang sejenak untuk memastikan kondisi di belakangnya, ternyata pria itu benar-benar mengikutinya.

Davina mempercepat langkahnya dan mencoba menelfon Rajendra namun tak bisa terhubung.

Sial! Nomor Rajendra tidak aktif dan karena itu Davina menjadi semakin panik kali ini saat menyadari suara derap langkah kaki di belakangnya semakin cepat.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang