Keesokan paginya di apartemen Rajendra, terlihat seorang pria masih tertidur di sofa depan tv dengan lelapnya.
Silau cahaya matahari pagi tampaknya mulai mengganggu tidur nyenyak Rajendra, pria itu terlihat mengerjapkan matanya beberapa kali untuk melihat jam dinding yang ada di hadapannya.
Tertera pukul 8 pagi di sana, Rajendra bangkit dan duduk sejenak untuk mengumpulkan nyawanya yang belum komplit sebelum ia melangkah menuju kamar istrinya, Davina.
"Dav." panggil Rajendra.
Tok tok tok!
"Dav udah bangun?"
"Dav."
"Aje?" panggil Davina secara tiba-tiba dan berdiri di belakang tubuhnya.
"Ngapain, Je?" tanya Davina heran, mengapa Rajendra berdiri tepat di depan pintu kamarnya?
"Rencananya gue mau bangunin lo tadi." jawab Rajendra apa adanya.
"Oh, aku udah bangun kok lagi mandi tadi ini barusan selesai." jawab Davina.
Rajendra mengangguk karena benar Davina kini berdiri dengan bathrobe putih yang melilit di tubuhnya dan wangi sabun yang Davina kenakan benar-benar memabukkan indera penciuman Rajendra. Wangi permen yang begitu manis dan segar, Rajendra suka wangi ini.
"Masuk, Dav, pake baju. Biar gue siapin sarapan." ujar Rajendra memundurkan langkahnya dan mempersilahkan Davina untuk masuk ke dalam kamar.
"Aje biar aku aja yang masak sarapan." tolak Davina.
"Masuk, pake baju!" tukas Rajendra menekan kalimat yang ia ucapkan tadi.
"Huh, oke." mau tak mau Davina harus menuruti perintah Rajendra.
Setelah memastikan istrinya itu masuk di kamarnya, Rajendra segera berjalan menuju dapur.
Tangan kanannya terulur untuk membuka pintu kulkas mengambil telur, roti, dan beberapa sayuran untuk ia masak menjadi salad.
Dengan telaten pria tampan itu memecahkan telur dengan satu tangannya dan memberikan sejumput garam di sana.
Jangan heran mengapa Rajendra pintar memasak, memasak sudah menjadi kebiasaan Rajendra sedari kecil karena almarhumah Dira dulu setiap hari selalu meminta Rajendra dan juga Sabrina untuk memperhatikan bagaimana cara memasak. Bahkan dengan penuh perhatian dan sabar Dira terus membimbing kedua anaknya dalam hal memasak.
"Aje." panggil Davina yang sudah rapih mengenakan pakaiannya.
"Kamu mandi aja ini biar aku urus."
"Oke." jawab Rajendra mengangguk. Kemudian menghentikan aktivitasnya tadi lalu menyerahkan semua urusan memasak kepada Davina.
"Mau masak apa, Je?"
Langkah Rajendra tercekat saat Davina melemparkan pertanyaan kepadanya.
"Salad aja, Dav."
"Oke deh."
Davina dengan sigap mengambil alih pekerjaan dapur yang tadi dikerjakan suaminya, kini gadis itu tengah memotong sayuran seperti selada, kol merah, wortel, tomat lalu ia mencucinya di air mengalir agar semua kotoran dan juga pestisida yang menempel di sayuran tersebut luruh bersama air tersebut.
"Udah dikasih garam kan ya tadi sama Aje?"
"Udah kayanya." Davina memang begitu, selalu bertanya sendiri dan menjawab sendiri pertanyaan yang ia lontarkan tadi.
Gadis itu kini meraih teflon untuk menggoreng telur, ia memilih untuk menggorengnya tanpa minyak karena lebih sehat.
Tak lama kemudian Rajendra keluar dari kamarnya dan menatap ke arah Davina yang terlihat begitu cantik saat memasak di dapur. Entahlah Rajendra merasa sedikit tertarik dengan Davina, gadis polos itu memiliki daya tarik magnet tersendiri terlebih gadis itu memiliki hobi yang sama dengan dirinya yaitu memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
RomanceBagaimana rasanya harus menjadi seorang istri dari ketua organisasi mata-mata yang tidak diketahui keberadaannya sama sekali oleh orang sekitar dan ditakuti oleh banyak komplotan pelaku kejahatan? Itulah yang dialami oleh Davina yang harus menikah d...