Pagi harinya Rajendra terbangun dari tidurnya, dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya ia bisa mendapati Davina tak ada di sampingnya.
"Dav?" panggil Rajendra dengan suara seraknya mengisi seluruh penjuru apartemen.
Hingga indera pendengarannya menangkap suara bising dari arah dapur, bibirnya terangkat dan tersenyum manis. Ia yakin pasti istrinya itu tengah sibuk mempersiapkan sarapan pagi untuknya.
"Pagi, Dav." sapa Rajendra sembari bersandar di dinding.
"Dav?"
"Rajendra mikirin Davina?"
Pria itu sontak membulatkan matanya melihat ternyata bukan istrinya yang ada di dapur, melainkan Lintang.
"Sorry, gue kira lo Davina." Rajendra merutuki dirinya sendiri.
"Lo bikin sarapan buat gue?" tanya Rajendra pada Lintang.
"Bukan ini buat aku, aku sendiri yang bikin. Kamu bikin sendiri aja kalo laper." jawab Lintang santai sembari menikmati pancake yang ia buat.
Rajendra tak memusingkan hal itu, ia kini mengedarkan pandangannya ke sekeliling, apartemen ini terasa begitu sepi, hampa, dan kurang tanpa kehadiran Davina di sini.
"Aku gak liat Davina dari tadi." usut Lintang menatap Rajendra dengan penuh tanda tanya. Terlebih malam tadi ia mendengar pertengkaran hebat antara Davina dan juga Rajendra. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kedua insan itu? Dan apakah mereka tengah menjalin hubungan?
Rajendra menghela nafasnya kasar dan memilih untuk mengambil segelas air untuk ia minum.
Grep!
"Jendra kangen aku gak?" Lintang melingkarkan lengannya ke perut Rajendra dari belakang.
"Gak!" Jawab Rajendra dengan tegas. Pria itu sudah lama sekali melupakan Lintang, dan kini hanya ada gadis cantik pilihan almarhumah mamanya yang ada di hatinya.
Lintang mendengus sebal dan semakin mengeratkan pelukannya pada Rajendra, "Ternyata kamu gak sepolos yang aku kira ya, Je. Kamu udah tidur sama Davina ternyata."
"Aku denger semua tadi malem kamu ribut-ribut sama Davina, berapa harga sewa Davina?" interogasi Lintang.
Ketua GOJA itu tak memperdulikan pertanyaan bodoh Lintang, ia segera menepis tangan Lintang dan berjalan ke kamarnya untuk segera mandi.
"Dav.."
"Lo dimana?" batin Rajendra mulai khawatir akan keselamatan istrinya.
Langkah Rajendra membawanya ke kamar Davina, terlihat pria itu tengah mengambil ponsel miliknya dan mencoba untuk menghubungi Davina.
"Dav, jawab."
"Huh!" Davina tak menjawab panggilan Rajendra.
Sial, tak ada lagi wajah dan suara menggemaskan dari Davina yang menyambut dirinya pagi ini.
"Ke rumah mamanya kayaknya." batin Rajendra.
"Udah ketemu?" tanya Lintang berdiri di ambang pintu kamar Davina. Rajendra menggeleng cepat.
"Jendra! Dengerin aku sebentar," rengek Lintang sembari mengerucutkan bibirnya.
"Apa?!"
"Kenapa kamu pilih Davina? Kan ada aku di apartemen kamu tadi malem kenapa harus pilih Davina coba? Kan ada aku yang gratis gak perlu bayar."
"Terus lo bangga jadi barang gratisan?! Jadi cewek tuh harus punya harga diri. Jaga harga diri lo, Lin!"
Sudah lah ia enggan merespon perkataan Lintang, Rajendra memilih untuk mandi dan bersiap ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
RomanceBagaimana rasanya harus menjadi seorang istri dari ketua organisasi mata-mata yang tidak diketahui keberadaannya sama sekali oleh orang sekitar dan ditakuti oleh banyak komplotan pelaku kejahatan? Itulah yang dialami oleh Davina yang harus menikah d...