Keputusan Rajendra

73.8K 7.9K 5.6K
                                    

Untuk kesekian kalinya Davina pulang agak larut malam dari biasanya.

Hal itu membuat Rajendra juga Sabrina risau dan bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan oleh Davina?

Apa alasan yang membuat gadis itu lupa untuk pulang ke rumah? Sampai-sampai ia mematikan ponselnya.

"Assalamualaikum," sapa Davina melangkah masuk ke dalam rumah.

Rajendra yang sedang menyantap makan malam bersama Sabrina pun hanya bisa menolehkan kepalanya sejenak dan enggan menatap wajah Davina.

"Gue kira lo lupa ingatan buat balik ke rumah." sindir Rajendra.

"Aku habis dari rumah Lukas tadi." ucap Davina.

"Ke rumah Lukas tapi alamat IP lo terakhir ada di mall. Habis ngapain?"

"Gue tanya lo habis ngapain di mall?!" bentak Rajendra.

Davina tersentak dan melangkah mundur beberapa langkah setelah mendengar bentakan Rajendra.

Entahlah semenjak kehamilan ini Davina merasa perasaanya lebih lemah dari sebelumnya dan terlalu sensitif.

"Aku cuma makan, Je." jawab Davina.

"Kak udah, kasian Kak Davina." ujar Sabrina mencoba menghentikan kecurigaan kakaknya.

"Masuk ke kamar! Ada yang mau gue omongin sama lo,"

Setelah mendapat perintah dari Rajendra, Davina mengangguk patuh dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar diikuti Rajendra dari belakang.

"Gue gak akan bahas hal itu lagi, Dav. Karena percuma aja gue bahas itu lagi sementara lo udah bohongin gue untuk kesekian kalinya." tegas Rajendra.

"Orang kalo udah kebiasaan berbohong, seterusnya akan terus berbohong."

"Aje, dengerin aku dulu." pinta Davina mencoba menyentuh tangan Rajendra namun hal itu ditepis kasar oleh sang empunya tangan.

"Gue bakal dengerin semua penjelasan lo, setelah lo jelasin ini ke gue." papar Rajendra berjalan ke arah meja rias dan mengambil sebuah pouch make-up.

Melihat hal itu sontak Davina membulatkan kedua matanya, dan mencoba menahan suaminya agar semuanya tak terbongkar.

"Lo bisa jelasin ke gue ini apa? Tolong jelasin gue gak paham." ujar Rajendra menyodorkan sebuah testpack ke arah Davina.

"Lo hamil kan?"

Davina mengangguk lemah, kedua bahunya bergetar hebat. Ia takut, ia khawatir jika Rajendra akan memintanya untuk menggugurkan kandungan ini.

"K-k-kamu tau ini darimana?" tanya Davina seraya menahan tangisnya.

"Gak usah nangis! Lemah!"

"Gue tadi gak sengaja nyenggol pouch punya lo dan liat benda gak berguna ini ada di dalem sini." jelasnya.

Wajah Rajendra kini telah memerah sempurna dengan urat-urat di lehernya yang bisa dilihat jelas oleh Davina sekarang ini.

"Kenapa lo hamil?! Bukannya gue udah minta lo buat tunda kehamilan?! Jawab gue, Dav!" ucap Rajendra berteriak bahkan kini pria itu menjambak kasar rambut Davina membuat Davina harus mendongakkan kepalanya.

"Bodoh! Semua udah ditakdirkan Tuhan! Kamu yang keluarin calon anak kamu di rahim aku beberapa kali jelas aku hamil karena terjadi pembuahan." kata Davina membela diri.

"Hhhh harus gue akuin kalo lo emang jago dalam hal penyamaran dan nutupin sesuatu dari gue. Tapi buat sekarang lo gagal nutupin kehamilan lo sendiri, Dav!"

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang