1. He is Nanon

7K 461 3
                                    

Anak itu kini sudah tumbuh selama tujuh Tahun. Menjadikannya anak yang begitu pintar, sopan, baik dan sudah pasti menggemaskan.

Kini Nanon sudah berada di kelas tiga Sekolah Dasar. Murid teladan dan yang paling pintar di kelasnya, bahkan gurunya pun selalu memuji kepintarannya.

"Baiklah anak-anak pelajaran Kali ini selesai sampai disini ya." ujar guru yang tengah mengajar di kelas tiga Sekolah Dasar itu.

"Iya bu." timpal muridnya serempak.

"Dan jangan lupa untuk kasih surat undangan ini ke orang tua kalian ya."

"Chai."

Semua siswa Sekolah Dasar itu keluar dari kelasnya. Serta para orang tua yang menjemput anak-anaknya, begitupun dengan Newwie yang menjemput Nanon.

"Nanon-kub" ujar New saat melihat Nanon keluar dari kelasnya

"Papa." Ucapnya. Nanon berlari segera menghampiri Papa nya yang sudah menunggu di gerbang sekolahnya.

.........

Pluem melenggangkan kakinya masuk ke dalam Prince of Songkla University tempat dimana dirinya menempuh pendidikan perkuliahan ini.

Dirinya tidak begitu dekat dengan semua orang di kampusnya. Hanya ada satu mahasiswa yang bisa di bilang cukup dekat dengannya. Karena walaupun satu kampus Pluem sama Chimon dan satu kelas tapi jarang sekali menghabiskan waktu bersama.

Terlebih di dalam kelas pun, jarang sekali dirinya mengobrol dengan Chimon. Chimon yang lantaran mahasiswa pindahan jadi mungkin saja dirinya masih canggung.

Saat pertama Kali chimon menginjakan kaki di universitas ini, orang pertama yang Chimon lihat yaitu Pluem. Pluem juga orang pertama yang diminta untuk mengelilingi dan memperkenalkan lingkungan kampus bersama Chimon karena di minta oleh salah satu dosennya.

Pluem sebenarnya orang yang sangat kalem serta pendiam. Namun kepintarannya tidak usah diragukan lagi. sudah pasti sangat pintar makanya Pluem bisa masuk ke salah satu universitas bergengsi ini.

Sore hari telah tiba dimana Prince of Songkla Universitas memulangkan semua mahasiswanya.

Tak sengaja saat dirinya keluar dari ruang kelas menuju parkiran, Mata Pluem tertuju sama seseorang yang tengah membawa beberapa buku yang di tumpuk di tangannya menyusun ke atas membuat wajahnya tidak terlihat.

Pluem menghampiri orang itu untuk coba membantu meringankan beban yang ia bawa.

"Sini aku Bantu." Ujarnya seraya mengambil beberapa buku hingga wajah orang itu terlihat

"Eoh, Khopun-Kub." timpal pria itu

Pluem dan Chimon melenggangkan kakinya pergi ke arah perpustakaan untuk meletakan semua buku-buku itu.

"Heeuuh" Chimon menghela nafas kasar saat semua bukunya sudah di letakan di tempat semestinya.

"Ah! Khopun-kub, sudah membantu." Ucap Chimon saat melihat Pluem yang akan segera keluar.

"Chai-kub. Kalo gitu aku pergi dulu." Timpalnya seraya pergi dari perpustakaan itu. Chimon tersenyum saat melihat pundak Pluem yang semakin menjauh itu, entah hal apa yang terlihat lucu dari pundak temannya itu.

........

Pluem membelah jalanan sore di ibu kota Thailand untuk menjemput adiknya yang masih duduk di kelas dua SMA High School Victoria Atthaphan itu.

The Vihokratana Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang