44. Their Promise

1K 111 5
                                    

Ketiga pria itu kini sedang berkutat di dapur mewah rumahnya. Membagi tugas untuk membuat makanan Nanon. Tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, karena mereka memilih terfokus pada pekerjaan masing-masing.

Sampai dimana Krist merasa ada sesuatu yang mengganjal. Menghentikan kegiatannya memotong sayuran, pria bermata kucing itu mengalihkan pandangannya kearah Pluem yang sedang merebus sesuatu, dan Frank yang sedang membuat jus buah untuk Nanon.

"Aku ingin memberitahu satu hal," ujar Krist mampu membuat kedua ponakannya menoleh.

"Sebenarnya...... Nanon sudah tahu mengenai pria itu."

Seketika, kedua ponakannya itu terkejut. Bahkan Frank sampai menjatuhkan gelas yang dia pegang sebelumnya. Tidak menyangka sama sekali jika Nanon sudah mengetahui perihal pria yang dekat dengan Krist di rumah sakit itu.

"Jadi..... Aku yang terakhir?" tanya Frank lirih. Dia tak habis pikir kenapa tidak ada yang memberitahunya. Jika seperti ini, Frank merasa sakit hatinya berkali-kali lipat. Andai saja dia tahu dari mulut salah satu saudaranya, mungkin akan lebih baik.

"Kau memberitahunya? Kau tahu bagaimana kondisinya, Phi Krist." Pluem mendadak gusar di tempatnya berdiri. Selama ini dia tak menangkap sesuatu yang aneh pada Nanon. Maka dari itu dia tak tahu jika Nanon sudah mengetahuinya. Adik bungsunya itu memang sangat hebat dalam menyembunyikan sesuatu.

"Aj yang mendatangi Nanon." jawab Krist takut melihat wajah kedua ponakannya yang menampakan raut wajah yang berbeda.

"Apakah pria itu tak punya akal? Untuk apa dia mendatangi Nanon?" tanya Pluem marah. Dia sudah kesal dengan Aj yang seakan mengambil Krist dari mereka. Dan kini dia lebih kesal lagi karena Aj membuat Nanon sakit hati karena fakta yang ada.

"Dia menampar Nanon----"

"Apakah pria itu ingin mati?" pekik Frank tak terima. Wajahnya bahkan berangsur memerah.

"Aku sudah menegurnya. Aku juga melakukan apa yang dia lakukan pada Nanon. Tapi....... Bisakah kita lupakan masalah ini? Kita memulai semuanya dari awal. Lupakan pria itu," ucap Krist penuh harap. Pria bermata kucing itu memang benar. Jika masih ada bayang-bayang Aj diantara mereka, hubungan persaudaraan keempat pria itu tak akan bisa sehangat dulu.

"Tapi kau janji kan, Phi? Tidak akan melakukan kesalahan lagi?" tanya Frank penuh harap. Hal yang paling buruk baginya adalah jarak antara ketiga orang terkasihnya.

"Aku janji. Aku tak akan mementingkan hal lain lebih dari kalian bertiga." Krist menarik kedua ponakannya. Mendekap mereka erat. Hingga tiba-tiba hidung mancung itu mencium sesuatu aroma yang aneh.

"Apa kalian mencium sesuatu yang aneh?" tanya Krist bingung. Dan seketika itu, Pluem melepaskan pelukannya. Menoleh pada kompor yang masih menyala dengan sebuah panci diatasnya.

"Sepertinya kita harus membuatnya ulang,"

.........

Nanon mendesah kesal merasakan tubuh yang teramat pegal karena sudah beberap hari tidak meninggalkan tempat tidur. Dia juga merasa bosan yang luar biasa. Namun dia juga tidak bisa mengganggu New yang saat ini sedang tertidur pulas di sofa ruang rawat itu.

Sebenarnya New tak sengaja tertidur ketika Nanon sedang bersama Ohm tadi. Saat Ohm ingin pulang pun, Nanon melarang lelaki itu berpamitan dengan New. Dia tidak ingin Papanya bangun, karena Nanon tahu seberapa lelahnya lelaki itu belakangan ini.

"Eoh, Papa tertidur?"

Nanon tampak menghembuskan napas lega melihat kedatangan ketiga kakaknya. Pria itu terbebas dari rasa bosannya yang sudah membelenggu sekitar satu jam lalu. Apalagi ketiga kakaknya itu tampak membawa beberapa makanan di tangan mereka.

The Vihokratana Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang