Chapter 47

150 21 26
                                    

"Trapped behind your loving eyes. You keep me caged in my own lies."

Rosenfeld – True

ὔ ὔ ὔ

Dari ambang pintu, Henry berseru pada Kyuhyun dengan mata masih menatap Rae Ra. "Hyung, ada hadiah untukmu!"

Dari balik punggung Henry, Rae Ra dapat mendengar suara bingung Kyuhyun. "Hadiah? Hadiah apa?"

Henry membuka pintu lebih lebar, lalu menyingkir dan menampakkan Rae Ra. Kyuhyun yang sedang berada di meja kerjanya membelalakkan mata ketika melihat istrinya berdiri di sana. "Sayang?! Kenapa tiba-tiba datang?" Kyuhyun berjalan cepat menghampiri Rae Ra yang juga sudah melangkah masuk.

"Noona ingin makan siang bersama. Dia sampai bertanya padaku mengenai agendamu, Hyung," celetuk Henry yang dengan entengnya membuka fakta itu kepada Kyuhyun meski ia sangat tahu bahwa Rae Ra sudah pasti tak ingin Kyuhyun mengetahuinya.

Rae Ra menoleh pada Henry dengan tatapan tajam, membuat Henry cepat-cepat keluar dari sana dan tidak ingin mengganggu pasangan suami istri itu lebih jauh. Selepas kepergian Henry, Rae Ra kembali menatap Kyuhyun yang sedang memerhatikan tas kertas yang dibawanya. Pada saat itu Kyuhyun sudah berhasil mencapainya. Pria itu meraih tas itu.

Sebelum Kyuhyun melihat apa isi bawaan Rae Ra, ia sudah mengajukan pertanyaan. "Kau memasak?"

Rae Ra hanya bergumam, "Hmm," dan duduk di sofa yang tersedia di ruang kerja Kyuhyun. Kyuhyun duduk di sisinya, mengeluarkan semua kotak bekal yang dibawa Rae Ra dan menaruhnya di meja. Ada tiga kotak bekal berisi menu makanan barat yang berbeda; frikadeller, vermicelli, dan pirozhki.

Ketika Kyuhyun membuka semua kotak bekal itu, Rae Ra menoleh pada suaminya. Serta merta tak bisa menahan kikikan geli saat melihat bagaimana terpukaunya Kyuhyun saat itu. "Jangan berlebihan, bodoh," ucapnya penuh ejekan.

Kyuhyun masih memandangi setiap makanan di atas meja, masih tak henti-hentinya terpukau. Ia menanggapi kemudian, yang lebih seperti meracau pada dirinya sendiri. "Ini semua makanan kesukaanku, Rae Ra."

"Aku tahu."

Tiba-tiba Kyuhyun menoleh cepat. "Kau benar-benar memasak semua ini? Kenapa mendadak bersikap manis? Kau merencanakan sesuatu, ya?!" Pria itu terlihat curiga bukan main, membuat Rae Ra langsung mendengus keras.

Rae Ra berdecak. Ekspresinya tampak kesal. Dengan menggebu-gebu ia membalas, "Aku hanya ingin berterimakasih karena kau menghapus riasanku!"

"Aku tahu kau terlalu lelah hingga tidak sanggup membersihkan wajah. Aku merasa itu kesalahanku, jadi aku hanya bertanggung jawab." timpal Kyuhyun ringan. Ia mengambil garpu dari kotak alat makan dan menusukkannya pada frikadeller, bakso khas Jerman sebagai makanan pembuka, sambil kembali bersuara, "Lagipula, Rae Ra, kenapa tiba-tiba berterimakasih? Ini bukan pertama kalinya aku membersihkan riasanmu."

Rae Ra terdiam. Ia memerhatikan Kyuhyun yang mulai memakan frikadeller-nya dengan khidmat. Tiba-tiba pria itu kembali menoleh cepat. Wajahnya terlihat jauh terpukau lebih dari sebelumnya. "Rae Ra, ini lezat sekali!!" Kyuhyun kini mencoba makanan lain. Tanggapannya tidak jauh berbeda, tapi semakin bersemangat. "Bagaimana ini?! Aku jadi ingin memakanmu setelah menghabiskan semua makanan ini!"

Dengan kasar Rae Ra mendorong wajah Kyuhyun yang mendekat padanya. Tapi ketika melihat mata berbinar pria itu, Rae Ra tanpa sadar menarik tangannya, membiarkan Kyuhyun menghujaninya dengan kecupan bertubi-tubi. Setelah Kyuhyun dengan ekspresi senangnya mengakhiri kecupan tanpa akhir itu, Rae Ra berkata dengan suara rendah. "Aku juga ingin meminta maaf."

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang