Chapter 20

216 25 18
                                    

Rae Ra memasukkan tangan ke dalam saku jaket sambil menyusuri jalan setapak yang mengarahkannya ke bangunan bioskop pribadi rumah barunya. Di belakang, Kyuhyun mengikuti sambil memandangi rambut coklat madu istrinya dalam diam.

Pintu ganda besar bercat merah dengan bagian atas terdapat lampu di dinding yang menyala terang dan bertuliskan 'THEATRE' menjadi pintu dari bangunan bergaya klasik dan tampak seperti gedung teater di Eropa dengan cat serba putih, serta memiliki empat pilar pada empat sisi bangunan yang berbentuk persegi itu. Rae Ra membuka pintu ganda tersebut, menimbulkan suara berderit samar terdengar selama beberapa saat.

Selama beberapa detik, Rae Ra hanya dapat melihat kegelapan membutakan di dalam ruang bioskop itu sebelum akhirnya Kyuhyun meraih remote pengendali dari tempat remote yang tertempel di dinding tepat di dekat pintu, lalu menyalakan semua lampu.

Kemudian wanita dengan rambut madunya itu akhirnya dapat mengagumi apa yang sebenarnya tersaji di hadapannya kini. Seperti halnya bangunan bioskop itu pada tampak luar yang terlihat begitu klasik dan sangat meniru bangunan teater Eropa, pada bagian dalamnya pun Rae Ra langsung merasa bahwa dibanding menjadi sebuah bioskop, bangunan itu jauh lebih pantas dibilang sebagai tempat menonton opera atau teater yang sesungguhnya, karena segala dekorasi yang tercipta di bioskop itu terlalu berlebihan hanya untuk sebuah bioskop.

Meski terlihat seperti gedung opera atau teater, kursi penontonnya tetap tertata seperti bioskop pada umumnya meski setengahnya adalah sofa panjang yang ikut melengkapi dengan menjadi variasi dari kursi di bioskop itu, dan bagian bawah semua kursi itu bisa ditarik untuk menjadi sofa-bed. Selain itu pula kursi-kursi yang terdapat di bioskop pribadi milik Kyuhyun dan Rae Ra itu dipesan khusus oleh Kyuhyun dengan kualitas bahan beludru terbaik dan amat nyaman dengan keeumpukannya sehingga itulah sebabnya kursi-kursi itu menjadi begitu istimewa dan berkelas. Oh, dan di sana tidak ada panggung jenis apapun.

Rae Ra melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan itu dengan perlahan sambil masih memerhatikan setiap detail yang ada di bangunan itu, hingga akhirnya ia tertarik untuk memandangi karpet yang dipijaknya. Karpet berwarna hitam itu entah bagaimana membuatnya merasa senang. Mungkin karena pada karpet itu terdapat motif awan berwarna abu-abu sehingga membuatnya mengingat awan di Neverland dalam film Peterpan walau warnanya amat berbeda.

"Tentang karpet ini..." Rae Ra berkata menggantung dengan cengiran lebar tanpa menatap Kyuhyun.

Kyuhyun tampak malas menjawab, "Ya, kau benar. Aku memang sengaja memesannya agar seperti awan dari film kesukaanmu itu. Tapi dengan warna yang bisa aku terima."

Rae Ra tertawa kecil. Ia kini menoleh sekilas pada Kyuhyun yang berjalan di belakangnya tanpa banyak bicara. Kemudian ia menduduki sofa panjang yang berada di tengah. Kyuhyun ikut duduk di sampingnya.

Senyuman masih tidak juga lepas dari wajah bersinar Han Rae Ra.

Mungkin malam itu adalah salah satu hari dengan tingkat senyuman Rae Ra terukir paling sering. Dan Kyuhyun yang menyadari hal itupun tidak dapat membohongi perasaannya, bahwa dirinya merasa begitu senang dapat membuat Han Rae Ra sesenang itu.

Ia merasa begitu senang bahwa Rae Ra menyukai rumah itu.

Rae Ra melihat ke arah layar bioskop yang tidak menampakkan apapun. "Aku tidak tahu apakah aku akan mendapat rumah seperti ini tanpa memintanya jika aku tidak menikah denganmu." Ia tertawa mendengar perkataannya sendiri.

Kyuhyun menggeleng sebagai respon untuk ucapan Rae Ra. Ia sangat yakin bahwa Rae Ra tidak akan mendapat rumah seperti ini jika tidak menikah dengannya.

Dan ia pun tidak akan membangun rumah seperti ini jika tidak menikah dengan Rae Ra.

Kyuhyun melirik Rae Ra sejenak, lalu ia menatap ke arah lain. "Aku ingin bertanya," Kyuhyun terlihat bimbang, tidak tahu apakah ia perlu menanyakan hal ini atau lebih baik menyimpannya saja untuk ditanyakan lain kali. Ia takut akan menghancurkan ketenangan Rae Ra setelah pagi tadi begitu terguncang. "Ah, tidak jadi." Kyuhyun akhirnya memutuskan.

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang