Chapter 11

175 27 2
                                    

Kim Hanna memerhatikan menantunya yang sedang sibuk dengan masakannya yang berada di dalam panci. Sup miso, telur gulung, dan kimchi menjadi menu makan siang untuk Kyuhyun, Rae Ra, dan Donghae hari itu. Kemudian ia memerhatikan perut rata Rae Ra dengan penuh kekecewaan. "Sepertnya menantuku belum memiliki bayi di perutnya." gumamnya di samping Rae Ra. Suaranya terdengar sedih.

Rae Ra menoleh penuh keterkejutan. "Ibu, jangan bicara seperti itu!" serunya dengan rengekkan. Begitu memohon agar topik mengenai anak tidak diangkat ke permukaan. Rae Ra kini beralih mencuci alat-alat dapur yang tadi sempat digunakan.

"Ya, sepertinya begitu. Padahal kita sudah sangat menantikannnya, ya, Hanna." Tapi harapannya tidak terkabul, karena tak lama setelah itu, ibunya menyahut di belakang tubuhnya dengan begitu ringannya.

"Ibu!!"

"Kapan kalian berencana untuk memiliki anak, Rae Ra?"

"Jangan terlalu lama." cetus Hanna.

"Lebih baik tahun ini!"

"Jauh lebih baik lagi bulan ini!"

Sementara para ibu sudah sibuk tertawa, kepala Rae Ra terasa pening dan berputar-putar karena topik ini. Setelah selesai mencuci, Rae Ra memilih untuk keluar dari dapur dan melangkah menuju kamarnya dengan Kyuhyun yang sudah tidak ia tiduri selama empat malam.

Saat membuka pintu kamar, aroma khas tubuh Kyuhyun langsung menyambutnya. Ia melangkah masuk lalu melihat seluruh kamar tertata rapi. Tidak seperti kebanyakan suami yang akan langsung berubah tidak lagi baik-baik saja dan menimbulkan masalah di rumah yang sepi setelah istrinya pergi, Kyuhyun tidak melakukan hal serupa. Laki-laki itu tetap terkendali dan menjaga keteraturan yang telah ada.

Selain fakta karena ia merupakan laki-laki perfeksionis, Kyuhyun juga tidak mencintai istrinya—sekali lagi, tidak seperti suami kebanyakan. Sehingga ketidakhadiran Rae Ra di apartemen tidak akan berpengaruh banyak. Setidaknya begitulah yang Rae Ra pikirkan.

Tidak terlalu lama setelah itu, masakan yang dibuat oleh para ibu dan Rae Ra telah selesai. Rae Ra memasukkannya ke dalam kotak bekal yang biasa ia gunakan untuk membawa makan siang Kyuhyun.

"Sampaikan salam kami untuk Kyuhyun, ya, Menantu Cantikku." ujar Hanna sambil menepuk pundak Rae Ra ketika akan pergi dari apartemen anak dan menantunya. Rae Ra hanya membalas dengan senyuman karena tidak bisa menjanjikan hal itu.

"Jangan bertengkar terus!" Kini ibunya memperingatkan dengan tegas. Dan hal itu merupakan hal yang selalu diucapkan ibunya setiap kali bertemu dengan Rae Ra. Kali ini, Rae Ra membalas dengan dengusan dan ekspresi jengah, mengakibatkan dirinya mendapat cubitan dari ibunya pada lengannya.

"Aduh, Ibu!"

"Rae Ra!" tegur ibunya kesal.

"Baiklah, baiklah!"

Kemudian Rae Ra pun tinggal seorang diri di apartemennya. Setelah memperhitungkan bahwa ibunya dan ibu Kyuhyun sudah berada di dalam lift menuju halaman parkir basement, ia meraih kotak bekal yang berada di atas meja makan, lalu berjalan keluar apartemennya, melakukan hal yang ia lakukan selama bertengkar dengan Kyuhyun. Rae Ra berdiri di depan pintu apartemen di samping apartemennya, kemudian menekan bel dan menunggu dengan begitu sabar.

Tak lama, seorang pria muda muncul dari balik pintu apartemen itu. Otomatis senyum di wajah Rae Ra terkembang dengan cerahnya. "Halo, Rae Ra." sapa pria itu dengan senyuman teduh.

Rae Ra sudah hampir jatuh pingsan melihatnya.

"Halo, Ji Soo. Aku harap aku tidak mengganggu." jawab Rae Ra sembari mengangkat kotak bekalnya.

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang