Chapter 22

226 28 7
                                    

Suara tepuk tangan bergemuruh terdengar memenuhi seluruh studio. Alex sedikit membungkuk sambil tersenyum pada seluruh penonton yang hadir di sana. Setelah itu Alex melemparkan senyuman pada dua orang pembawa acara yang menghampirinya. Sang pembawa acara wanita bernama Park Minji, sedangkan pembawa acara pria bernama Lee Jinhyuk.

"Halo, Alex!" sapa kedua pembawa acara itu pada Alex dengan sangat riang.

"Ya, halo!" balas Alex tak kalah riang. Kedua pembawa acara itu memiliki hubungan pertemanan yang lumayan akrab dengan Alex dan beberapa kali pergi makan malam hingga minum bersama.

"Pertanyaan pertama yang benar-benar ingin aku tanyakan karena tidak memercayainya," Lee Jinhyuk membuka pembicaraan, "Apakah kau benar-benar menulis lagu ini?"

Sontak semua orang tertawa mendengar pertanyaan itu diajukan Jinhyuk dengan nada tidak percayanya. Tak terkecuali Alex yang benar-benar langsung terbahak. "Apakah terlalu bagus jika aku yang menulisnya?" sahut Alex dengan ekspresi berpura-pura kecewa.

"Aku tidak bisa berkata-kata." kata Jinhyuk sambil menggeleng tak habis mikir.

"Dia hampir menangis, Alex." timpal Park Minji dengan geli.

"Baiklah, kita lanjutkan. Jadi apakah ada—"

"Woah, dia sedang mengalihkan pembicaraan sekarang." celetuk Minji sambil menunjuk Jinhyuk sambil tertawa. Studio semakin dipenuhi tawa.

"Minji, ingat, kita sedang bekerja." Jinhyuk kembali menimbulkan tawa.

"Baiklah, baiklah. Aku ulangi pertanyaannya. Jadi, apakah ada makna tertentu dari judul albummu kali ini, Alex?" Minji akhirnya berhenti menggoda rekannya dan memilih untuk melanjutkan acara.

Alex menyengir lebar setelah sebelumnya tertawa. "Ya, ada. Sebenarnya artinya bisa sangat luas tergantung dari setiap sudut pandang pendengar. Tapi dalam sudut pandangku setidaknya ada tiga hal yang terwakili dari kata 'Voi e Congelato' atau 'Kau dan Beku'. Yaitu, pertemuan pertama, waktu, dan hati. Tapi aku tidak bisa menjelaskan dengan lebih rinci." Setelah memberi jawaban itu, Alex tertawa.

"Astaga, kau membuatku penasaran." gerutu Jinhyuk kesal. "Kau bisa memberitahuku di belakang panggung, bukan?"

"Maaf, Jinhyuk." jawab Alex sambil tersenyum pura-pura menyesal.

"Sepertinya ada hal yang menginspirasimu sehingga menciptakan lagu ini." cetus Minji.

Alex tersenyum. "Ya, tentu saja."

"Ah, benar-benar menarik." komentar Jinhyuk, "Apa itu?"

"Seseorang."

"Oh, sosok yang diceritakan di lagu ini benar-benar nyata rupanya." Minji mengangguk-anggukkan kepalanya. "Pasti berdasarkan pengalaman pribadimu, benar? Karena ketika kau menyanyikannya, kami dapat merasakan perasaanmu begitu mendominasi dan membuat siapapun yang mendengarnya terhanyut." Seketika, seluruh studio riuh dengan bisik-bisik penonton yang membenarkan pernyataan Minji.

Alex memiringkan kepalanya. Berpikir. "Hmm... Aku percaya semua orang pernah mengalami cinta tak terbalas."

Minji kembali mengangguk, membenarkan. "Tidak dapat dipercaya bahwa seorang Alexander Kim yang begitu tampan pernah bertepuk sebelah tangan. Semua orang pasti terkejut mengetahuinya."

Jinhyuk tertawa. "Lalu kenapa harus bahasa Italia?"

"Karena—"

"Karena dia menyukai Italia?" sela Minji sambil tersenyum mengerti dan memandang Alex yang tampak terkejut, dengan tatapan kagum. Kagum melihat Alex yang bisa sangat romantis dan begitu tulus menyukai seseorang dalam lagu ciptaannya tersebut hingga memerhatikan hal-hal mendetail seperti itu.

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang