Chapter 42

158 23 13
                                    

"Trapped inside this madnes, I know you wanna have this."

Bahari – Savage

ΰ ΰ ΰ

Sudah memasuki waktu makan siang saat Kyuhyun dan Rae Ra tiba di rumah mereka. Dan tanpa diduga-duga, mereka kedatangan tamu penting.

"Ibu?" ujar Kyuhyun yang melihat ibunya sedang bersantai di sofa teras belakang sambil menyesap teh hangat beraroma buah persik.

Rae Ra yang berada di belakang Kyuhyun langsung menghambur ke pelukan Kim Hanna, ibu mertuanya. Wajahnya tampak sangat sumringah karena memang sudah cukup lama mereka tak bertemu. "Kenapa tidak memberitahu kami bahwa Ibu akan datang?" tanya Rae Ra yang masih berada di pelukan Hanna.

Setelah Rae Ra duduk di sisinya, Hanna menjawab ringan, "Ibu juga tidak terlalu berharap kalian akan ada di rumah. Ibu pikir kalian bekerja, jadi Ibu berniat melakukan spa di sini. Lalu kenapa kalian tidak bekerja?"

Rae Ra dan Kyuhyun saling melirik. Rae Ra yang angkat bicara lebih dulu, "Kyuhyun memaksaku cuti, Bu. Ternyata dia adalah atasan pemalas." Kyuhyun hanya mendelik ke arah istrinya karena perkataan Rae Ra yang menjelek-jelekkannya, sedangkan Hanna tertawa renyah dengan mata berbinar.

"Rae Ra, itu adalah kabar baik. Setelah menikah, Kyuhyun menjadi pemalas karena ingin terus bersama istrinya. Artinya, keputusan kami menikahkannya denganmu adalah keputusan paling tepat." timpal Hanna, berhasil membuat Rae Ra megernyit penuh rasa tak setuju. Tapi meski begitu, Rae Ra tidak mengatakan apa pun.

Kyuhyun yang masih berdiri, berlutut di hadapan ibunya lalu bertanya, "Ada apa Ibu sampai jauh-jauh kemari? Sungguh-sungguh hanya ingin spa?" Tidak heran jika Kyuhyun bertanya seperti itu. Sebab, rumah Kyuhyun dan Rae Ra memang tidak berada di tengah kota seperti kediaman keluarga mereka. Memakan waktu yang lumayan lama untuk bisa mencapai rumah mereka karena jarak yang jauh.

"Ibu membawakan makanan untuk kalian. Kemarin Ibu membuat kimchi bersama Hyang Sook dan Kyoung Ae." jawab Hanna yang ditanggapi dengan anggukan paham dari anak dan menantunya. Tapi kemudian ia kembali berkata, "Ibu juga membawakan obat herbal untuk kalian agar... kalian mengerti maksud Ibu, bukan?" Di akhir kalimatnya, Hanna tersenyum penuh arti.

Di saat wajah Hanna dipenuhi senyuman, wajah Kyuhyun dan Rae Ra tampak canggung luar biasa. Canggung dan tersipu malu mungkin gambaran yang paling tepat. Menolak untuk berpikir macam-macam, Rae Ra menimpali, "Agar kami sehat, benar? Terimakasih banyak, Bu. Akhir-akhir ini pola hidup kami memang kurang sehat."

Hanna tertawa keras. Ia menepuk pipi Rae Ra dan Kyuhyun perlahan sembari berkata, "Ibu membawakan obat herbal untuk membuat kalian tidak hanya sehat, tapi juga subur. Ibu dan ayah kalian ini ingin cepat-cepat melihat cucu. Karena kalian sama-sama anak tunggal, tolong berikan cucu yang banyak untuk kami, ya. Kami percayakan pada kalian."

Mendengar ucapan Hanna, tentu saja Kyuhyun dan Rae Ra segera diam seribu bahasa. Tapi setelah melihat senyum di wajah yang sudah memiliki sedikit keriput itu, Rae Ra maupun Kyuhyun sama-sama tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Ya, akan kami usahakan, Bu." dan "Baik, percayakan saja pada kami, Bu." yang setelah itu sangat mereka sesali.

Setelah Kyuhyun dan Rae Ra saling melempar tatapan yang tercampur aduk antara terkejut, malu, canggung, geli, dan entah apa lagi, keduanya mengalihkan tatapan ke arah lain. Sampai tiba-tiba Hanna menoleh pada Rae Ra, dan mengajaknya bicara. "Menantu Cantikku, apakah kau tidak lelah setiap hari harus berangkat dan pulang kerja dengan jarak rumah yang sangat jauh dari kantor?"

"Sebenarnya pada awalnya cukup melelahkan, Bu. Sekarang aku sudah terbiasa. Lagipula memang mustahil bisa menemukan tanah seluas ini jika tinggal di pusat kota. Selain itu, udara di sini pun terasa lebih sejuk, membuat pikiranku lebih tenang." sahut Rae Ra. Ia menambahkan dengan senyum lebar terulas, "Udara yang baik di rumah yang menyenangkan."

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang