Chapter 55

207 19 30
                                    

"Kiss me like you wanna stay. Even though you're thinking about leaving."

Sasha Alex Sloan – Lie

ὔ ὔ ὔ

"Apa kau bilang?" Kyuhyun tidak bisa menahan ketajaman dalam suaranya ketika mendengar apa yang dikatakan Rae Ra setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

Rae Ra menyesap teh hitamnya perlahan. Tidak terpengaruh dengan sikap Kyuhyun sedikit pun. "Aku bertanya apakah kau sudah menandatanganinya, Kyuhyun?"

Kyuhyun terdiam dalam waktu yang cukup lama. Keadaan dalam sekejap berubah mencekam. Udara di sekitar mereka sungguh menyesakkan, membuat siapa saja takkan tahan berlama-lama di sana. Tapi, baik Rae Ra maupun Kyuhyun tidak ingin mundur.

Beberapa pelayan yang masih berada di dalam ruang makan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan karena terlalu cemas. Namun akhirnya mendapat titah dari Kyuhyun. "Semuanya, tolong tinggalkan kami. Jangan ada siapa pun yang berada di rumah utama sampai aku memanggil kalian." Seketika itu para pelayan keluar dari ruang makan.

Rae Ra masih meminum tehnya penuh ketenangan. Ia bahkan berkomentar ringan sambil meletakkan cangkir tehnya, "Tidak perlu sampai seperti itu, Kyu." Kyuhyun tidak menanggapi. Pria itu melangkah mendekat, duduk di hadapan Rae Ra yang kini sedang melanjutkan sarapannya dengan sikap tak acuh.

"Apa maksudmu melakukan semua itu?"

Nada suara dari pertanyaan Kyuhyun sebenarnya terdengar tenang, tapi entah bagaimana kalimat itu nyaris membuat Rae Ra menggigil di tempatnya. Pegangan Rae Ra pada garpunya menguat. Ia memantapkan hatinya sejenak lalu membalas pandangan Kyuhyun.

"Tentu untuk bercerai. Memang apa lagi?" sahut Rae Ra terlampau santai.

"Kenapa? Kenapa kau ingin bercerai?" desak Kyuhyun, tak sabaran.

"Kupikir kita tidak lagi memiliki alasan mengapa kita harus mempertahankan pernikahan ini."

"Kita? Kau bilang, kita?" Kyuhyun bertanya dengan sinis. "Aku tidak merasa kita telah membicarakan ini dan memutuskan bahwa bercerai adalah keputusan kita bersama. Tidak ada kita, Rae Ra. Hanya kau. Kau yang memutuskan secara sepihak."

Rae Ra memandang Kyuhyun lurus-lurus. "Aku mewakili ki—"

"Bisakah kau berhenti menyebut kita? Kau sama sekali tidak mengerti," sergah Kyuhyun, nyaris kehilangan seluruh ketenangannya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih, ia mencoba menahan diri dari segala gejolak yang dirasakannya saat itu.

Rae Ra tertawa hambar. Ia menggeser piringnya menjauh. Sekarang ia telah sepenuhnya fokus pada Kyuhyun dan mata cokelat gelapnya yang kelam serta menusuk. "Ya, aku memang tidak mengerti. Tapi yang pasti, aku mengerti bahwa aku ingin bercerai untuk kebahagiaanmu dan perjanjian kita."

Untuk sesaat Kyuhyun tidak bisa menemukan kalimat yang tepat untuk menanggapi perkataan Rae Ra. Terlalu banyak. Terlalu banyak yang ingin dikatakannya hingga ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya lebih dulu.

"Setelah semua yang kita lewati... kau tetap ingin bercerai?" tanya Kyuhyun akhirnya. Suaranya terdengar memilukan, dan tanpa pria itu ketahui berhasil membuat Rae Ra merasa sesak ketika mendengarnya.

Rae Ra mengangguk singkat kemudian. "Ya, aku ingin bercerai karena aku peduli padamu—"

"BERHENTI BICARA BAHWA KAU MELAKUKAN INI UNTUKKU!" Ketenangan sudah tak lagi dapat dikendalikan. Kyuhyun berusaha keras untuk tidak menghancurkan cangkir kopi di hadapannya. Tangannya yang mengepal, bergetar, jantungnya menghentak di dalam dadanya, pandangannya mengabur karena air mata kemarahan dan kesedihan yang menjadi satu.

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang