Chapter 18

108 11 0
                                    

Aku harap dia tidak pernah ada di hidupku, batin Rae Ra.

Rae Ra mendengus kasar dengan tatapan tajam tertuju sepenuhnya pada sosok Cho Kyuhyun yang berdiri agak jauh dari tempatnya duduk saat ini. Laki-laki itu tengah berbincang dengan seorang laki-laki bertubuh agak gempal di dekat pintu keluar yang mengarah ke arah lorong menuju lift.

Rae Ra menunduk, memandangi kue rasa redvelvet di piring kecil di tangannya, lalu menusukkan garpu pada potongan terakhir kue dan memasukkannya ke dalam mulut. Meski kue itu enak sekali hingga Rae Ra ingin mengambil lagi, tapi rasa kesalnya lebih besar saat ini. Sehingga setelah membersihkan ujung bibirnya dengan tisu dan menaruh piringnya di atas meja, ia bangkit dan melangkah menjauhi meja itu.

Kyuhyun memandangi Rae Ra yang berjalan menghampirinya, namun langsung mengernyit saat Rae Ra malah berbelok menuju pintu keluar. Ingin sekali ia bertanya mau ke mana istrinya itu pergi detik itu juga, tapi teman lamanya sedang sangat bersemangat menceritakan kehidupannya saat ini, dan akan sangat tidak sopan jika ia tiba-tiba menghampiri Rae Ra.

Saat pintu ballroom yang terbuat dari kayu itu nyaris tertutup sepenuhnya di belakangnya, Rae Ra awalnya ingin sedikit menoleh untuk melihat Kyuhyun. Ingin memastikan apakah Kyuhyun memedulikannya atau tidak. Tapi akhirnya ia mengurungkan niatnya dan kembali menatap ke depan dan melangkah dengan anggun menuju lift.

Alasan Rae Ra menjadi benar-benar geram pada suaminya itu adalah Kyuhyun yang sangat tidak peka akan rasa bosannya pada pesta reuni SMA itu dan malah lebih banyak meninggalkannya seorang diri.

Jadi sekarang siapa yang merasa bosan pada acara itu dan siapa yang malah bersenang-senang?

Terlebih lagi suasana hati Rae Ra sedang sangat kacau hari ini. Dan Kyuhyun sangat mengetahuinya. Sahabat macam apa yang meninggalkan sahabatnya di saat seperti ini?

Ting!

Pintu lift perlahan terbuka. Rae Ra melangkah masuk ke dalam lift lalu menekan tombol kedua dari atas. Sambil menunggu lift tiba di lantai yang diinginkannya, Rae Ra merogoh ponselnya yang berada di dalam tas tangannya. Berniat untuk menghubungi Lee Donghae dan mencurahkan segala yang terjadi hari ini pada pria itu.

Pada nada sambung keempat, barulah Rae Ra dapat mendengar suara pria itu. "Halo! Bagaimana pestanya?"

"Buruk. Dan aku benci Cho Kyuhyun." adu Rae Ra langsung.

"Ada apa lagi? Kalian benar-benar akan membuatku tidak ingin menikah jika bertengkar terus-menerus."

Rae Ra terkekeh ringan mendengar ucapan Donghae. "Kau sudah pulang?"

"Aku baru saja tiba di apartemen. Hei, ada apa? Kenapa bertengkar lagi?"

Rae Ra melangkah ke luar dari lift setelah pintu lift terbuka. "Baiklah, begini, aku akan ceritakan semua yang terjadi hari ini padamu."

"Baiklah, aku akan dengarkan cerita Tuan Putri." sahut Donghae dengan nada riang yang membuat Rae Ra membayangkan ekspresi Donghae ketika mengucapkannya. Pastilah dipenuhi senyuman lebar yang selalu Rae Ra sukai untuk dipandang.

"Kau tahu hari ini aku datang ke kantor ayahku, bukan?"

"Ya, lalu?"

"Ayah bilang dalam waktu dekat aku harus belajar untuk memimpin perusahaan dan berhenti bekerja di stasiun radio."

"Apa? Sungguh? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana perasaanmu sekarang?" Seketika suara Donghae terdengar menyimpan banyak kecemasan.

Rae Ra menghela napasnya sejenak sambil menyusuri jalan setapak yang berada di depan lift yang mengarahkannya ke sebuah taman kecil sederhana yang dipenuhi lampu taman dan lampu-lampu kecil yang menyelubungi setiap pohon yang berada di taman itu. Sementara di bagian tengah taman itu, terdapat air mancur berukuran besar yang airnya dapat berganti-ganti warna. Rae Ra memutuskan untuk duduk di pinggir air mancur itu. Sementara matanya memandang pemandangan lampu-lampu gedung pencakar langit dan kendaraan yang berlalu lalang di atas jembatan layang yang terlihat dari tempatnya.

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang