Chapter 14

187 26 11
                                    

Esok harinya Raera datang ke kantor Kyuhyun seperti hari-hari biasa di saat ia tidak memiliki jadwal siaran. Membawa kotak bekal berisi makan siang mereka di dalam pelukannya. Ia membuka pintu ruang kerja Kyuhyun tanpa mengetuknya. Bahkan sebenarnya Raera membuka pintu itu dengan sangat kasar dan tidak sopan.

Kyuhyun mengangkat wajahnya dari berkas yang sedang ia baca, menatap ke arah pintu. Tahu bahwa seseorang yang datang adalah Raera atau Donghae. Karena hanya dua manusia itulah yang berani melakukan hal itu. "Raera, sudah aku bilang untuk selalu mengetuk pintu ruanganku di kantor. Ini bukan di apartemen, Sayang. Karyawanku mungkin saja terganggu dengan tingkah tidak normalmu itu." desah Kyuhyun dengan sinis.

Raera mengangkat bahu sembari melangkah mendekati meja kerja Kyuhyun. "Permintaan ditolak. Caraku membuka pintu adalah tanda kedatanganku dan aku merupakan orang yang istimewa di sini."

Kyuhyun memamerkan cengiran jahilnya. "Bilang saja kau ingin menangkapku apabila aku berselingkuh dengan sekretarisku. Karena kau selalu datang dengan tiba-tiba, jadi aku tidak memiliki waktu untuk menyembunyikannya."

"Diam atau aku akan melemparkan kotak bekal ini tepat di kepalamu." ancam Raera sambil mengangkat dua kotak bekal berukuran besar yang berada di tangannya tinggi-tinggi.

Kyuhyun tertawa. "Tenang saja, sekretarisku itu tidak lagi menjadi sekretarisku. Aku memindahkannya ke Jeju dan dia menjadi karyawan di kantor cabang di sana." kata Kyuhyun sambil bangkit dari duduknya dan mendekati Raera.

"Benarkah?"

"Ya. Sekretarisku sekarang adalah laki-laki, namanya Henry Lau... Sst! Jangan bertanya apakah dia tampan atau tidak!" Kata-kata itu berhasil membuat Raera kembali mengatupkan bibirnya dan kembali menelan kata-katanya penuh kekecewaan. "Kau memasak apa?" tanya Kyuhyun kemudian.

"Teriyaki dan salmon bakar."

Kyuhyun mengambil ponselnya dari dalam saku jasnya saat merasakan benda itu bergetar. Ia menyentuh layar ponselnya beberapa kali, lalu membaca pesan yang dikirim Donghae padanya. "Donghae bilang dia akan datang sebentar lagi." katanya sambil masih menatap layar ponselnya.

Raera mengangguk sambil menatap tumpukan tinggi map tebal yang berada di meja kerja Kyuhyun. "Tampaknya kau sibuk sekali hari ini."

Kyuhyun ikut melihat map-map itu selama beberapa saat, kemudian kembali menatap Raera. "Ya, begitulah." tanggapnya pendek. Kyuhyun berdeham ketika mengingat pembicaraannya dengan ayah mertuanya di sambungan telepon tak lama sebelum Raera datang.

Yang berawal dari menanyakan kabar, perkembangan perusahaan, perkembangan proyek kerjasama perusahaan Kyuhyun dan ayah istrinya itu, lalu berkembang menjadi rencana Kyuhyun dan Raera untuk memiliki anak, serta pengetahuan Kyuhyun mengenai kapan Raera bersedia bergabung ke perusahaan dan menggantikan ayahnya. "Omong-omong, kapan kau berencana untuk bekerja di perusahaan ayahmu?" tanya Kyuhyun akhirnya. Ia memerhatikan ekspresi Raera yang dalam sekejap banyak berubah. "Kau tahu, ayahmu sudah semakin tua, Raera." tambahnya dengan lebih lembut.

Tatapan Raera berubah kosong. Ia mengangguk lemah, membenarkan ucapan Kyuhyun. "Ya, aku tahu. Tapi aku belum siap. Lagipula aku masih sangat mencintai pekerjaanku sekarang. Menjadi penyiar radio yang sangat dikenal bukan karena berasal dari keluarga terpandang, bukanlah hal yang mudah untuk ditinggalkan begitu saja, Kyuhyun."

"Baiklah, maafkan aku. Ayah pasti akan mengerti kalau kau belum ingin menggantikan posisinya sekarang." Kyuhyun menarik tubuh Raera ke dalam pelukannya saat wanita itu masih menampakkan tatapan tak fokusnya. Pria itu mengelus punggung Raera dengan tangan besarnya. Sedikit banyak, Kyuhyun merasa bersalah karena sudah membahas topik mengambil alih perusahaan ke permukaan.

What's Your Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang