"You and me, what are we if we not together?"
AJ Mitchell – Like Strangers Do
ΰ ΰ ΰ
Ternyata rapat dadakan itu berakhir lebih lama dari yang diperkirakan. Sudah hampir pukul satu dini hari saat Kyuhyun keluar dari lift setelah selesai rapat, bersama Henry yang sedang menguap lebar-lebar di sampingnya. Kini mereka sedang berjalan di lorong menuju ruang kerja mereka. "Kau boleh pulang dan datang agak siang besok." ujar Kyuhyun pada sekretarisnya itu.
Henry menggeleng lesu dengan mata nyaris menutup. "Sepertinya aku tidak sanggup pulang, Hyung. Aku akan tidur di sini." Saat Kyuhyun sudah akan menyahut, tiba-tiba Henry yang wajahnya semula tampak sangat mengantuk hingga bisa saja tidur berdiri, kini tampak sumringah dengan senyuman ceria sambil menatap ke arah lain. "Noona! Belum tidur, rupanya."
Kyuhyun langsung menoleh ke arah pandangan Henry. Dan melihat Rae Ra sedang mengambil kaleng minuman dari mesin penjual minuman otomatis. Kemudian setelah Rae Ra menegakkan tubuh, ia menghadap ke arah Kyuhyun dan Henry yang melangkah ke arahnya. Ia membalas senyuman Henry dan melambaikan tangan. "Hai, kalian. Bagaimana rapatnya?" sapa Rae Ra.
"Melelahkan. Terutama karena rapat itu hanya berisi pria-pria berkantong mata hitam." komentar Henry dengan suara mengeluh.
Mendengar perkataan Henry, Rae Ra tidak bisa untuk tidak tertawa karena melihat perpaduan antara cara bicara Henry dan membayangkan situasi di ruang rapat dengan pria berkantong mata hitam. Ia menanggapi, "Apakah pria di sampingmu juga termasuk pria berkantong mata hitam itu, Henry?"
Henry langsung menoleh pada Kyuhyun yang menjadi pendiam. Pria itu tampak meringis ketika kembali menatap Rae Ra yang saat ini tepat berada di hadapannya dan Kyuhyun. "Aku rasa Hyung adalah yang terburuk. Jam tidurnya berantakan sekali ketika Noona tidak ada." bisik Henry namun masih bisa didengar oleh Kyuhyun.
Kyuhyun menggeram sejenak karena keberatan dengan ucapan Henry. Lalu ia menepuk bahu Henry cukup keras, memberi sinyal-sinyal mengusir. "Kau bilang kau mengantuk, bukan? Sekarang, cepat tidur."
"Enak sekali, ya, Hyung, istrimu ada di sini. Sudah pasti tidurmu tetap berkualitas walaupun hanya memejamkan mata sebentar—Oh! Atau kalian tidak akan tidur?" Tatapan Henry tampak berbinar.
"Henry..." desah Kyuhyun penuh rasa lelah.
Henry menampakkan cengirannya pada atasannya itu lalu memberi tanda pada Rae Ra bahwa ia harus pergi secepatnya. Rae Ra hanya menimpali dengan kekehan geli. Setelah mengucapkan selamat malam, Henry pun melangkah pergi dari sana.
Selepas Henry pergi, Rae Ra yang masih menatap punggung Henry tiba-tiba merasakan lengan hangat melingkupi bahunya. Ia menoleh pada Kyuhyun yang kini tengah memandanginya dengan tatapan kesal. "Apa?" tanya Rae Ra bingung.
Kyuhyun menarik tubuh Rae Ra dan memeluknya. "Kenapa belum tidur?"
"Hanya belum ingin." Rae Ra menjawab sambil menatap wajah Kyuhyun, lalu terkikik. "Ternyata kantung matamu lumayan parah." ejeknya sambil menyentuh kantung mata suaminya itu.
Kyuhyun mendengus, tapi kemudian tertawa rendah. "Kau pasti menungguku."
"Bagaimana mungkin?" sangkal Rae Ra dengan sinis.
Kyuhyun tertawa dan mengecup pipi Rae Ra. "Sekarang kau ingin tidur atau melakukan hal lain?"
Rae Ra menatap Kyuhyun dengan wajah tanpa ekspresi, menunjukkan bahwa ia tidak tertarik untuk bergabung dalam permainan pria itu. "Aku rela menjual jiwamu kepada iblis jika hal itu membuatku bisa tidur sekarang juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Your Feeling?
Roman d'amour[Romance-comedy story line] Han Rae Ra diharuskan menikah dengan sahabatnya yang menyebalkan. Padahal mereka tidak saling mencintai dan selalu bertengkar. Dari sekian banyak pria, kenapa harus sahabatnya yang selalu membuatnya naik pitam sejak merek...