Lowkey

2.3K 276 30
                                    

Pintu flat itu terbuka dengan cukup kasar, dua orang yang tengah saling bercumbu melangkah masuk, bibir mereka bertautan lembut.

Naruto mengunci pintu flat itu lalu membawa  tubuh Hinata ke dalam gendongannya. Mereka baru saja kembali dari berkencan, namun sebuah gejolak hasrat, memaksa mereka untuk pulang lebih cepat dari rencana.

Pria itu membaringkan tubuh sang wanita ke atas ranjang single berbalut bed cover ungu pastel tersebut, saksi bisu pergumulan panas mereka beberapa waktu belakangan ini.

"Naruto-kun." Gumam Hinata pelan, ia menoleh ke arah jendela kamarnya. Tirainya terbuka lebar-lebar, ia merasa tidak nyaman dengan hal itu.

Naruto yang mengerti langsung turun dari ranjang sambil melepaskan pakaian atas yang dikenakannya. Ia menutup tirai jendela rapat-rapat dan mematikan lampu kamar Hinata. Lalu kembali naik ke atas ranjang menghampiri wanitanya itu.

Bibir mereka bertautan saling mengecup dan melumat, melupakan kenyataan bahwa ini adalah kesalahan, tak seharusnya mereka melangkah sejauh ini. Namun apa daya, hasrat dan gairah itu begitu membara diantara keduanya.

"Kau cantik." Puji Naruto seraya mengecup dagu lancip Hinata. Tangannya menelusup ke punggung wanita itu, menarik turun resleting dress pantai yang dikenakan sang kekasih.

Hinata hanya berbaring, menuruti apa yang pria itu inginkan. Selalu begini, pria itu menuntunnya melakukan ini dan itu karena sesungguhnya ia benar-benar tidak pernah terbiasa dengan kontak seintim ini dengan seorang pria.

Naruto menarik turun dress floral manis yang dikenakan kekasihnya, menyisakan bra dan celana dalam senada yang nampak luar biasa indah di matanya. Ia tergila-gila, pada semua yang ada pada Hinata.

"Anhh." Hinata melenguh pelan saat pria itu mengecupi dadanya seraya mengegelitik lembut pinggulnya.

"Sst." Naruto meletakan jari telunjuknya di bibir Hinata. Flat ini memiliki dinding yang begitu tipis, tetangga Hinata mungkin akan merasa terganggu dengan suara pergumulan panas mereka.

Hinata menggigit bibirnya, ini benar-benar memalukan. "Naru.." Ia menahan lengan kiri Naruto yang bergerilya turun ke kewanitaannya.

"Izinkan aku." Ujar Naruto tepat dihadapan Hinata, lalu tanpa menunggu persetujuan ia menarik turun celana dalam yang Hinata kenakan dan melesakan dua jarinya ke dalam Hinata, membuat kekasihnya itu menggeliat dalam kukungannya.

Hinata menolehkan kepalanya ke kiri, menahan siksaan manis yang Naruto berikan tanpa ampun pada tubuhnya.

Naruto melucuti sisa pakaiannya dan pakaian Hinata, membuat mereka berada dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun melekat. Ia perlahan merangkak naik ke atas tubuh Hinata, setelah memastikan di bawah sana wanita itu telah benar-benar siap untuknya.

Hinata menatap netra sebiru lautan yang juga tengah menatapnya lekat. "Perlahan." Ia tahu  pria itu selalu meminta izinnya sebelum melakukan ini. Ia mengusap lembut tengkuk dan punggung pria itu, membuatnya merasa nyaman.

Naruto meraih kejantanannya yang sudah menegang, lalu dengan gerakan pasti ia melesakannya ke dalam Hinata.

"Ahh." Keduanya mendesah pelan sambil memejamkan mata saat tubuh mereka menyatu. Naruto meraba sisi ranjang dan meraih tangan Hinata, ia meletakannya di samping kepala wanita cantik itu.

"Mhh." Hinata memejamkan mata rapat-rapat saat pria itu mulai bergerak di dalamnya.

Naruto mengendalikan tempo gerakannya, memastikan bahwa mereka berdua merasa puas dan juga nyaman. Ia menuntun Hinata untuk membuka tungkai kakinya seakan menyambut gerakannya yang mulai menggila.

LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang