Pria bertubuh tinggi itu mengangkat sebelah kakinya sambil bersandar di kursi kebesarannya. Tangan kanannya memegang sebuah ponsel di telinga. Sudut kiri bibirnya tertarik ke atas, demi tuhan ia ingin sekali mengumpat saat ini. "kau pikir pekerjaan ini adalah sebuah lelucon, Naruto?"
"Beri aku satu kesempatan lagi." Ujar Naruto seraya berdiri di rouka depan kediamannya. Ia berjalan mondar-mandir dengan gelisah.
"Kemana saja kau selama tiga tahun terakhir?" Kakashi begitu terkejut saat tiba-tiba saja, pagi ini Naruto meneleponnya. Memang Kiba sudah memberitahunya beberapa waktu lalu kalau dia bertemu secara tak sengaja dengan Naruto. Namun mendapatkan telepon dari Naruto hari ini tetap membuatnya terkejut.
"Aku berada di Sapporo." Ujar Naruto "di kediaman orangtuaku."
"Sapporo? Apa yang kau lakukan di desa itu?" Kakashi terkejut, ia tahu betul bahwa Kapten Minato memang tinggal di Sapporo. Tapi untuk apa Naruto berada di sana? Bukankah tak ada siapapun di tempat itu?
"Banyak hal terjadi selama tiga tahun terakhir. Aku akan ceritakan semuanya padamu jika kau memang ingin mengetahuinya." Naruto menoleh ke arah pintu rumah, memastikan bahwa istrinya belum bangun dari tidurnya. "Tapi bisakah aku mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk berlayar?"
Kakashi memijat pelipisnya yang terasa sakit. "Kau sudah di black list sejak tahun pertama kau menghilang." Ini memang sudah prosedur, untuk apa mempertahankan seorang Nahkoda yang menghilang bak ditelan bumi selama tiga tahun?
Naruto memejamkan kelopak matanya seraya menghela napas pelan. "Aku mohon, berikam aku satu kali lagi saja kepercayaanmu. Kau boleh menempatkan aku di laut manapun dan pelayaran apapun, akan aku terima." Ia mencoba meyakinkan Kakashi, seakan sudah kehilangan seluruh harapannya. Ia tak lagi memikirkan harga dirinya, jika memang harus memohon untuk pekerjaan ini, ia akan melakukannya.
"Kau tak seperti dirimu, Naruto." Kakashi ingat, dulu Naruto adalah orang yang sangat pemilih untuk pelayaran yang akan dia ambil. Lalu kenapa sekarang jadi seperti ini?
"Aku sudah memiliki seorang anak sekarang." Naruto menjeda ucapannya, ia lalu menarik napas dalam. "aku butuh pekerjaan ini untuk menghidupinya."
Kakashi nyaris lupa bahwa dulu sebelum pergi, Naruto meminta cuti untuk menikah. Jadi dia bahkan sudah memiliki anak sekarang?
"Tak bisakah kau membantuku, sekali ini saja?" Tanya Naruto sekali lagi.
Kakashi terdiam untuk beberapa saat, ucapan Naruto tadi membuatnya teringat pada Kapten Minato di detik sebelum kematiannya. Ya, dirinya berada di kapal yang sama saat kapal pertambangan itu karam di laut lepas. Saat itu dirinya tengah melakukan pelatihan terakhirnya bersama Kapten Minato sebagai Nahkoda.
"Kapan kau bisa berangkat?"
"Kapanpun kau minta, aku akan berangkat." Ujar Naruto dengan pasti.
"Aku mungkin bisa mengatur satu pelayaran untukmu, tapi kau pasti akan mendapatkan pelayaran pertambangan yang cukup jauh." Ujar Kakashi. Pelayaran pertambangan memang menghasilkan banyak uang, tapi itu sebanding dengan resiko serta waktu yang harus dihabiskan. Banyak yang menolak untuk berada dalam pelayaran pertambangan. Apalagi mereka yang sudah berkeluarga. Biasanya hanya nahkoda-nahkoda muda yang mau mengambil pekerjaan itu.
"Aku akan terima pelayaran itu." Sahut Naruto dengan pasti.
"Tetap aktifkan ponselmu ini, aku akan beritahu tanggalnya." Kakashi menghela napas pelan. Mungkin ini adalah momen yang tepat untuk memenuhi permintaan terakhir Kapten Minato padanya.
...
Flash Back
Semua barang di atas dek mulai berjatuhan ke laut. Kapal mereka menampung terlalu banyak beban, lambung kapal bocor dan perlahan kapal besar itu mulai tenggelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie
RomanceSatu kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya, hingga tanpa sadar mereka berada di titik buntu. Di penghujung segala kebohongan itu mereka harus menghadapi sebuah pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka lakukan. Meski harus berpisah, mesk...